Menag : Pemerintah Mengayomi Seluruh Umat Beragama

:


Oleh Wandi, Kamis, 12 Juli 2018 | 11:23 WIB - Redaktur: Juli - 214


Jakarta, Info Publik - Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengatakan Pemerintah mengayomi seluruh umat beragama, tidak hanya Islam, tapi juga agama lainnya.

“Negara kita ditakdirkan terdiri dari berbagai macam agama, suku, ras, budaya dan bahasa. Indonesia sebagai Negara Kesatuan, mengayomi seluruh agama yang diakui,” terang Menag saat Silaturahim dan Dialog Kebangsaan Menteri Agama dan Ormas Islam di Jakarta, Rabu (11/07) seperti disampaikan dalam keterangan di laman kemenag.

Dalam Kegiatan yang mengusung Tema: Penguatan Dakwah Islam Rahmatan Lil’alamin dan berlangsung 10 - 12 Juli tersebut, Menag mempresentasikan kinerja Kemenag sebagai bagian dari Pemerintah yang mengurusi hal ikhwal agama dan keagamaan.

Beberapa kegiatan Kemenag yang menyangkut umat Islam seperti pondok pesantren, madrasah diniyah takmiliyah, madrasah aliyah, ma’had Aly dan PTKIN disampaikan Menag di hadapan ulama dari berbagai ormas se-Indonesia tersebut.

Menurutnya, Kemenag mempunyai anggaran terbesar ke-lima dari kementerian dan lembaga tinggi negara. Ini bukti tak terbantahkan peran pemerintah dalam berbagai hal ikhwal yang bersangkutan dengan agama dan keagamaan. 

"Sebagai Menag, saya mewakili Pemerintah mengucapkan syukur dan terima kasih tak terkira kepada para pemimpin ormas, para ulama, kiai yang ikut menjaga negeri ini. Berbagai studi, termasuk di Balitbang Kemenag menyatakan, keberadaan ormas keagamaan menjadi modal luar biasa Negeri ini untuk terus kuat, bersatu dan maju, yang bahkan keberadaan ormas membuat iri negara lain,” imbuh Menag.

Menag melihat, saat ini banyak oknum memakai agama sebagai alat untuk membenturkan umat. Banyak masalah fiqih dipoles seolah dan bahkan disengaja seperti masalah aqidah, masalah hidup dan mati.

“Dari dulu, perbedaan itu sudah ada. Tugas kita lah untuk menyikapi dengan arif dan bijaksana. Kita harus mempunyai kesadaran untuk saling menghormati saudara yang beda dengan kita, bukan malah menyudutkan,” tambah Menag.