Orangtua Tidak Perlu Cemas Hadapi KIPI Pada Anak

:


Oleh MC PROV NUSA TENGGARA BARAT, Kamis, 12 Juli 2018 | 10:52 WIB - Redaktur: Kusnadi - 363


Lombok, InfoPublik - Kondisi Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) adalah salah satu reaksi tubuh pasien yang tidak diinginkan, muncul setelah pemberian vaksin. 

DR. Hindra Irawan Satari, SpA(K),M.Trop.Paed, Ketua Komnas PP-KIPI Indonesia meminta kepada para petugas kesehatan se-Provinsi NTB, untuk memberikan penjelasan kepada setiap orangtua agar tidak perlu cemas hadapi KIPI.

Hal tersebut disampaikan saat training petugas kesehatan dalam rangka kampanye dan introduksi Measles Rubella (MR) yang digelar Dinas Kesehatan Provinsi NTB, Selasa (10/7).

"Petugas imunisasi pertama-tama harus memastikan kondisi anak yang diimunisasi dalam kondisi sehat dan prima. Setelah itu petugas imunisasi jangan lupa menjelaskan tentang KIPI dan meminta orangtua untuk tidak khawatir berlebihan," jelas dr. Hindra.

KIPI yang terjadi pada anak tidak seberapa kalau dibandingkan dengan dampak yang ditimbulkan jika anak tidak diimunisasi. Campak dan MR jika sudah terjangkit pada anak tidak dapat disembuhkan karena keduanya hanya dapat dicegah dengan pemberian imunisasi. 

"Kalau anak sudah terkena Campak dan MR, paling parah dapat menyebabkan kematian pada anak. Tetapi tidak selesai sampai disitu, anak yang sudah terjangkit ini akan menularkan kepada anak yang lain sementara anak yang tidak meninggal akan terus-terusan sakit," tutur dr. Hindra lebih jauh.

Yang lebih mengkhawatirkan lagi jika MR menyerang ibu hamil. Akan sangat berbahaya bagi janin jika ibu ternyata tidak kebal dan terjangkit penyakit ini selama awal kehamilan. Ibu bisa mengalami keguguran atau nantinya melahirkan bayi yang mengalami berbagai cacat lahir seperti tuli, buta, lemah jantung, serta masalah perkembangan.

"Oleh karena itu imunisasi sangat penting dilakukan," imbuhnya.

KIPI sendiri dapat terjadi dengan tanda atau kondisi yang berbeda-beda. Mulai dari gejala efek samping ringan hingga reaksi tubuh yang serius seperti anafilaktik (alergi parah) terhadap kandungan vaksin yang diberikan.

Terlepas dari berbagai risiko yang dapat ditimbulkan, gejala KIPI yang benar-benar disebabkan substansi vaksin cenderung ringan dan dapat hilang dalam waktu yang singkat. Proses imunisasi merupakan prosedur yang aman.

Yuni Sulistiani (26), seorang ibu muda asal Lombok Tengah mengaku khawatir saat mengetahui anaknya bisa terkena KIPI. Tetapi setelah dijelaskan oleh tim media gejala KIPI masih terbilang aman dan besarnya dampak yang ditimbulkan jika anak tidak diimunisasi, ia mengaku tidak cemas lagi untuk mengimunisasi anaknya Agustus mendatang.

"Setelah tau KIPI ndak berhaya jadi kita ndak takut lagi. Imunisasi ini kan demi keselamatan anak kita," jawabnya. (MC NTB/Kus)