Mastic 2018, Wujud Peduli ITS Dalam Bidang Keselamatan Maritim

:


Oleh MC PROV JAWA TIMUR, Selasa, 10 Juli 2018 | 06:42 WIB - Redaktur: Tobari - 206


Surabaya, InfoPublik - Departemen Teknik Sistem Perkapalan Fakultas Teknologi Kelautan ITS Surabaya bersama Pusat Unggulan Iptek Keselamatan Kapal (PUI Kekal) ITS, menunjukkan kiprahnya dengan menggelar Maritime Safety International Conference (Mastic) 2018 yang resmi dibuka, Senin (9/7), di Bintang Bali Resort, Kuta, Bali.

Mastic adalah international conference pertama bidang keselamatan maritim yang dilaksanakan oleh Departemen Teknik Sistem Perkapalan (Siskal) dan PUI Kekal ITS, dengan dukungan Institute of Electrical and Electronics Engineers (IEEE) Indonesia. IEEE adalah sebuah organisasi profesi dan publikasi riset yang sudah sangat mendunia di berbagai bidang keahlian.

Rektor ITS Prof Ir Joni Hermana MScES PhD saat meresmikan acara tersebut menjelaskan,, keselamatan pelayaran kapal dan keamanan industri maritim tidak hanya berdampak pada keselamatan manusia. “Tetapi juga mempengaruhi lingkungan laut, ekonomi, nelayan dan industri berbasis maritime,” ujarnya. 

Orang nomor satu di ITS tersebut juga menyampaikan, sebagai institusi perguruan tinggi keteknikan yang memiliki kompetensi utama dalam bidang maritim, sangat mendukung dilaksanakannya Mastic 2018. 

Sebab Mastic sebagai media untuk bertukar gagasan, informasi, dan jejaring kemitraan dalam upaya meningkatkan kualitas akademik dan meningkatkan kontribusi bagi bangsa dan negara.

“Akhir-akhir ini telah terjadi beberapa kecelakaan kapal di Indonesia yang sangat menyita perhatian kita semua, saya harapkan ini juga dapat menjadi perhatian pada bahasan diskusi kita di sini,” ujar guru besar Teknik Lingkungan tersebut.

Pada gelaran konferensi tingkat dunia yang mengambil tema Cultivating Knowledge, Professionalism and Networking towards Global Maritime Safety and Environmental Protection ini juga menghadirkan dua keynote speaker dari Jepang. 

Yaitu Prof Takeshi Shinoda dari Department of Marine Engineering, Kyushu University, Fukuoka, Jepang dan Prof Masao Furusho dari Sekolah Pascasarjana Ilmu Maritim, Kobe University, Jepang.

Dalam presentasinya, Prof Takeshi Shinoda menjelaskan, sebagian besar kecelakaan kapal yang terjadi di dunia selain karena faktor alam, bisa juga terjadi diakibatkan adanya faktor human error. 

Seperti kesalahan pada menerjemahkan, mendeteksi, dan kesalahan dalam mengoperasikan sistem fungsional kapal yang pada akhirnya dapat menyebabkan matinya fungsi navigasi keamanan kapal.

Oleh karena itu, dirinya menekankan bahwa menerapkan Formal Safety Assessment (FSA) yang telah diresmikan oleh International Maritime Organization (IMO) pada tahun 2002 sangat penting oleh pelaku maritim di negara manapun.

Ada lima poin penting yang terdapat dalam FSA, yaitu meliputi identifikasi bahaya, analisa risiko, generasi dari opsi pengendalian risiko, analisa cost benefit, dan terakhir adalah memperhatikan rekomendasi dari pembuat keputusan atau peraturan maritim dalam hal ini yaitu pemerintah, papar pria yang ahli dalam Naval Architecture itu. (MC Diskominfom Prov Jatim/non-mad/toeb)