Punya Keunggulan Nutrisi, Ikan Lebih Berpotensi Dalam Penanganan Stunting

:


Oleh Baheramsyah, Jumat, 6 Juli 2018 | 16:04 WIB - Redaktur: Juli - 582


Jakarta, InfoPublik - Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Rifky Effendi Hardijanto mengatakan, terkait dengan Instruksi Presiden RI Nomor 1 tahun 2017 tentang Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS), ada dua hal yang diamanatkan ke KKP, yaitu meningkatkan dan memperluas pelaksanaan Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan (Gemarikan) pada masyarakat serta mengawasi mutu dan keamanan hasil perikanan.

Rifky menjelaskan, terkait dengan penanganan stunting, ikan dalam posisi yang strategis karena memiliki keunggulan nutrisi dibandingkan sumber protein lainnya. Selain itu potensi produksi sangat besar, dan secara ekonomi kandungan lokal sangat tinggi sehingga menghemat devisa.

“Ikan, juga memiliki keragaman jenis sangat tinggi dan tersedia sepanjang tahun,” jelas Rifky di Jakarta, Jumat (6/7).

Rifky menambahkan, harga berbagai jenis ikan sebenarnya lebih murah untuk konsumen dibandingkan dengan daging jenis lainnya sehingga diharapkan semakin banyak warga yang mau menyantap ikan.

"Harga rata-rata daging sapi, daging kambing, daging ayam ras di tingkat konsumen lebih mahal dibandingkan harga rata-rata ikan kembung, tongkol, bandeng dan patin," ujarnya.

Rifky menyampaikan bahwa Program Gemarikan yang saat ini gencar di lakukan KKP belum bisa menjangkau seluruh lapisan masyarakat, sehingga perlu dukungan dari berbagai pihak untuk dapat membantu menyebarluaskan ajakan makan ikan ini.

KKP pada 2018 menargetkan angka konsumsi ikan Indonesia 50,65 kg per kapita per tahun, naik dibanding tahun sebelumnya sebesar 47,34 kg/kapita/tahun.

Guna memenuhi target baru tersebut, dibutuhkan tambahan ikan ke pasar domestik sekitar 800.000 ton dibandingkan tahun sebelumnya.

Dengan perikanan tangkap yang saat ini memiliki target produksi sekitar 7.000.000 ton, baik untuk tangkap maupun budi daya. Hal itu juga dinilai lebih dari cukup.

Menurut Rifky, pertumbuhan angka konsumsi ikan di Indonesia belakangan cukup baik. Hanya saja konsumsi ikan masyarakat di Pulau Jawa dan Lampung masih jauh tertinggal dibanding wilayah lainnya di Indonesia.