Kemenperin Kerja Sama dengan Toyota dan PT Kembangkan Teknologi Mobil Listrik

:


Oleh Wawan Budiyanto, Rabu, 4 Juli 2018 | 22:10 WIB - Redaktur: Juli - 184


Jakarta, InfoPublik - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menggandeng Toyota Indonesia dan enam perguruan tinggi (PT) negeri untuk bersama melakukan riset dan studi secara komprehensif tentang pentahapan teknologi electrified vehicle di dalam negeri.

Hal tersebut dinilai menjadi masukkan bagi pemerintah menerapkan kebijakan pengembangan kendaraan listrik, sehingga target 20 persen untuk produksi kendaraan emisi karbon rendah (low carbon emission vehicle/LCEV) tahun 2025 dapat tercapai.

“Pemerintah saat ini terus berupaya untuk mendorong pemanfaatan teknologi otomotif yang ramah lingkungan melalui program LCEV,” kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto pada acara Kickoff Electrified Vehicle Comprehensive Study di Jakarta, Rabu (4/7).

Sasaran tersebut tidak terlepas dari komitmen Pemerintah Indonesia untuk dapat menurunkan Emisi Gas Rumah Kaca (CO2) sebesar 29 persen pada 2030 dan sekaligus menjaga energi sekuriti khususnya disektor transportasi darat. Apalagi, selama ini industri otomotif memberikan kontribusi cukup signifikan bagi perekonomian nasional.

“Sebagai salah satu sektor andalan di dalam roadmap Making Indonesia 4.0, industri otomotif nasional diharapkan menjadi basis produksi kendaraan bermotor baik internal combustion engine (ICE) maupun electrified vehicle (EV) untuk pasar domestik maupun ekspor,” ujarnya.

Dalam implementasinya, Kemenperin berkolaborasi dengan sejumlah akademisi dan Toyota Indonesia sebagai salah satu pelaku industri otomotif nasional guna memperkenalkan teknologi pengembangan kendaraan ramah lingkungan termasuk mobil listrik. Riset bersama ini dijadwalkan akan berangsung selama dua tahun (2018-2019).

Pembagian tugas kepada keenam perguruan tinggi negeri tersebut akan menjadi dua tahap. Pada tahap pertama, riset akan dilakukan bersama Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Gadjah Mada (UGM) dan Universitas Indonesia (UI). Selanjutnya, tahap ke-2, dengan Universitas Sebelas Maret (UNS), Institut TeknologiSepuluh Nopember (ITS) dan Universitas Udayana.

Keterlibatan perguruan tinggi pada riset ini tidak terlepas dari peran aktif dan partisipasi mereka dalam upaya pengembangan kendaraan bermotor listrik beserta komponennya di dalam negeri. Misalnya, berupa komponen software maupun hardware, termasuk diantaranya adalah baterai, motor listrik, power control unit, hingga sistem charging station.

“Melalui riset dan studi bersama ini, kita juga cari solusi yang meliputi kenyamanan berkendara oleh para pengguna, infrastruktur pengisian energi listrik, rantai pasok dalam negeri, serta adopsi teknologi dan regulasi,” tambah Airlangga.