435 Napi Kasus Terorisme Ditahan di 116 Lapas dan Rutan

:


Oleh MC PROV JAWA TIMUR, Rabu, 30 Mei 2018 | 08:15 WIB - Redaktur: Eka Yonavilbia - 236


Surabaya InfoPublik – Upaya pemerintah bersama Polri dalam memerangi terorisme dan kelompok radikal terus menunjukkan progres positif. Hal itu dikuatkan dengan data dari Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Kemenkumham RI, jumlah narapidana kasus terkait terorisme jumlahnya kini tercatat mencapai 435 napi yang tersebar di 116 lapas dan rutan di Indonesia.

“Memang, saat ini ada 435 napiter yang tersebar di 116 Lapas/Rutan se-Indonesia. Jumlah itu belum termasuk 76 terduga teroris yang baru saja ditangkap oleh anggota Densus 88,” kata Direktur Jenderal Pemasyarakatan (Dirjen Pas) Kemenkumham RI, Sri Puguh Budi Utami, Senin (28/5).

Ia menjelaskan, jumlah napi teroris yang cukup banyak tersebut belum diimbangi dengan pengamanan yang cukup baik. “Polisi khusus pemasyarakatan (polsuspas, red) tidak memiliki senjata api yang memadai. Kita ini kerja mulia karena mempertaruhkan nyawa kita setiap hari,” tuturnya.

Utami menyoroti masalah napi teroris yang memiliki karakter unik. Meski jumlahnya tergolong sedikit jika dibanding kasus-kasus lain, namun napi teroris memiliki daya rusak yang luar biasa. “Kejadian di Cabang Rutan Salemba di Mako Brimob. Di sana yang pengamanannya ekstra saja, senjata laras panjang dimana-mana dan siap ditembakkan oleh polisi terlatih khusus, bisa jebol. Bagaimana dengan kita?” jelasnya.

Untuk itu, ia meminta agar setiap Lapas/Rutan terus waspada. Karena kasus terorisme ini, menurutnya sangat misterius. “Meski di Jatim tidak terlalu banyak napiternya. Ini bukan masalah jumlah, karena meski hanya satu kalau daya rusaknya luar biasa dan cukup memantik perhatian internasional,” jelasnya.

Ia juga meminta Kalapas/Karutan melakukan profiling terhadap napiter yang ada di tahanannya. Hal itu, tambah dia, untuk memudahkan tindakan apa yang tepat kepada napiter tersebut jika terjadi aksi serangan seperti yang terjadi di Rutan Mako Brimob. (MC Diskominfo Prov Jatim/non-afr/eyv)