Berburu Pelangi di Cunca Rede

:


Oleh MC KAB MANGGARAI TIMUR, Jumat, 25 Mei 2018 | 12:45 WIB - Redaktur: Noor Yanto - 405


Manggarai Timur, InfoPublik - Kabut tipis turun berlahan lahan menyapu pandangan. Hawa dingin terasa menusuk tulang. Pemandangan indah selama perjalanan sungguh menakjubkan. Tidak terasa, empat puluh lima menit sudah berjalan kaki meninggalkan kampung Enas, desa Sanolokom, Kecamatan Rana Mese sebagai titik keberangkatan.   

Air terjun Cunca Rede menjadi tujuan petualangan hari ini. Dengan ketinggian kurang lebih 40 meter, air terjun ini menyimpan pesona yang luar biasa. Sepanjang dinding tebing, menjadi rumah bagi kediaman berbagai jenis tanaman rambat. Aliran airnya, tidak pernah berhenti mengalir deras sepanjang tahun.

Tidak itu saja. Pagi di Cunca Rede selalu menakjubkan. Udara  lembab yang diterpa sinar lembut matahari pagi, menyajikan keajaiban alam dengan pemandangan pelangi. Petrus Jematu, salah seorang penduduk lokal menceritakan bahwa air terjun ini selalu dikunjungi wisatawan domestik dan asing.

“Biasanya mereka mandi, bersantai dan berselfie disini. Apalagi hutannya masih terjaga dengan baik,“ ujarnya.

Nama air terujun Cunca Rede tidak bisa dipisahkan dari sejarah suku Leleng, yang mendiami pertama kali daerah Bea Bujung. Sebuah lokasi yang seringkali digunakan wisatawan sebagai tempat untuk menikmati keindahan Cunca Rede.

Petrus Jematu bercerita, menurut masyarakat setempat, ratusan tahun yang lalu hiduplah seorang kakek dari suku Leleng bernama Jala Mita yang mendiami di daerah Bea Bujung. Jala Mita lalu memberi nama air terjun ini dengan sebutan Cunca Rede.

Dalam bahasa Manggarai, Cunca berarti air terjun dan Rede adalah anak tangga. Dengan demikian, Cunca Rede bisa dimaknai sebagai air terjun yang beranak tangga. Seperti namanya, air terjun Cunca Rede mengalir deras dengan membentuk anak anak tangga, mengikuti karakteristik dinding tebing setinggi 40 meter.

Menikmati pesona Cunca Rede, tentu akan lebih lengkap ketika bisa menyaksikan pelangi di pagi hari. Dua jam perjalanan dari kota Borong, akan tiba di Desa Sano Lokom Kecamatan Rana Mese. Aroma tanaman kopi milik masyarakat langsung menyambut. Dilanjutkan dengan berjalan kaki selama 15 menit dari  kampung Eenas hingga kelokasi.

Menelusuri alam di pagi buta, akan menjadi pengalaman berpetualang yang berbeda dibandingkan tempat wisata lainnya. Udara pagi yang lembab dan kicauan berbagai jenis burung, akan menunggu dan menjadi teman perjalanan. Lima belas menit adrenalin bergerak cepat, berlomba dengan waktu mengejar fajar pagi. Saatnya bagi pengunjung bersama keluarga atau sahabat memilih waktu liburan yang tepat. Dan nikmati sensasi berburu pelangi pagi di Cunca Rede. (Marsel Onggol )