Bandara APT Pranoto di Kaltim Resmi Beroperasi

:


Oleh Dian Thenniarti, Kamis, 24 Mei 2018 | 16:28 WIB - Redaktur: Juli - 729


Jakarta, InfoPublik - Bandara Aji Pangeran Tumenggung (APT) Pranoto yang berada di Sungai Siring Samarinda, Kalimantan Timur resmi beroperasi mulai Kamis (24/5) pukul 08.00 WITA menggantikan operasional Bandara Temindung. 

Peresmian operasional bandara ini dipimpin langsung Gubernur Kalimantan Timur H. Awang Faroek Ishak dan dihadiri Putra Mahkota Kerajaan Kutai, Kepala OBU Wilayah 7 Agus Subagio, Direktur Keselamatan Keamanan dan Standardisasi AirNav Indonesia Yurlis Hasibuan dan Kasubdit Standarisasi Bandar Udara Ditjen Perhubungan Udara Agus Pramuka.

Menurut Awang Farouk, bandara ini sangat diperlukan untuk kesinambungan perekonomian di Kalimantan Timur. Yaitu dengan mengembangkan sektor pariwisata setelah era sektor pertambangan migas, kehutanan dan perkebunan segera berakhir.

"Rencana induk pariwisata sudah kita buat. Namun rencana itu butuh pembangunan infrastruktur, dengan demikian pariwisata bisa menyumbang penghasilan asli daerah (PAD) bagi Kalimantan Timur," ujarnya, Kamis (24/5).

Awang Farouk juga berharap bandara ini betul-betul berfungsi dengan baik dan tidak ada lagi permasalahan di kemudian hari. Serta bisa meningkatkan perekonomian masyarakat dengan mengizinkan UMKM melakukan kegiatan di bandara.

Bandara APT Pranoto ini mulai dibangun 2011 dan selesai pada 2017 oleh Pemprov Kalimantan Timur. Kemudian pada awal 2018 diserahkan pada Ditjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan untuk dioperasionalkan, dan dikembangkan lebih lanjut melalui Unit Penyelenggara Bandar Udara (UPBU) Temindung. 

Ditjen Perhubungan Udara sejak awal 2018 ini sudah melakukan beberapa kegiatan tambahan untuk memastikan standar keselamatan, keamanan dan kenyamanan pelayanan di bandara terpenuhi sesuai dengan annex 14 ICAO dan Peraturan Keselamatan penerbangan Sipil part 139 tentang Aerodromes. Beberapa kegiatan tambahan tersebut di antaranya pembuatan runway strip, landscape dan pemagaran kompleks bandara.

Pengoperasian Bandara APT Pranoto ini disebut sangat mendesak untuk pengembangan konektivitas penerbangan di Samarinda. Hal tersebut mengingat Bandara Temindung yang ada saat ini sudah tidak dapat dikembangkan.

"Panjang landasan yang berukuran 1.040 m x 23 m hanya bisa melayani pesawat sekelas ATR 42 dengan restriksi khusus. Landasan tidak bisa diperpanjang karena terletak di tengah permukiman padat kota Samarinda. Selain itu kompleks Bandara Temindung juga menjadi daerah langganan banjir," jelas Awang Farouk.

Di sisi lain, menurut Kepala OBU wilayah 7 Agus Subagio, Bandara APT Pranoto masih bisa dikembangkan dengan tidak terbatas.

Sebagai ibukota propinsi yang terus berkembang, Samarinda seharusnya mempunyai bandara yang representatif. Bandara APT Pranoto yang runway-nya berukuran 2.250m x 45 m ini nantinya bisa melayani pesawat sekelas Boeing B737 NG atau Airbus A320, sehingga bisa melayani penerbangan jarak dekat dan jauh untuk membangun konektivitas penerbangan.

Menurut Kepala UPBU Temindung yang kemudian beralih menjadi UPBU APT Pranoto, Wahyu Siswoyo, rute komersial potensial yang bisa dilayani dari bandara ini di antaranya rute domestik yaitu dari Samarinda menuju Jakarta, Surabaya, Palangkaraya, Banjarmasin, Makassar dan Mamuju. Sedangkan rute internasional adalah ke Kuala Lumpur, Kuching, Kinibalu, Brunei Darussalam dan Singapura.

Namun penggunaan Bandara APT. Paranoto untuk tahap awal akan melayani rute penerbangan yang telah ada selama ini di Bandar Udara Temindung. 

"Setelah itu akan kita kembangkan lebih lanjut. Saat ini sudah ada permintaan dari maskapai Garuda, Lion grup dan Sriwijaya grup untuk membuka penerbangan ke Jakarta, Surabaya dan Makassar," ujarnya.