OJK: Stabilitas dan Likuiditas Industri Jasa Keuangan Terjaga

:


Oleh lsma, Kamis, 24 Mei 2018 | 08:31 WIB - Redaktur: Juli - 184


Jakarta, InfoPublik - Rapat Dewan Komisioner (RDK) Bulanan Otoritas Jasa Keuangan menilai stabilitas sektor jasa keuangan dan kondisi likuiditas di pasar keuangan Indonesia masih dalam kondisi terjaga.

Deputi Komisioner Manajemen Strategis dan Logistik OJK Anto Prabowo menjelaskan, tekanan yang terjadi di pasar keuangan saat ini lebih dipicu oleh sentimen global terkait dengan normalisasi kebijakan moneter di Amerika Serikat (AS) yang diperkirakan lebih agresif, dan direspon dengan kenaikan imbal hasil di pasar surat utang AS.

"Yield UST 10 tahun sempat mencapai 3,11 persen, level tertinggi sejak 2011, yang pada gilirannya mendorong investor untuk melakukan portfolio rebalancing khususnya dengan melakukan penyesuaian investasi di emerging markets termasuk Indonesia," kata Anto di Jakarta, Rabu (23/5).

Sejalan dengan perkembangan tersebut, lanjut Anto, investor non residen melakukan net sell  baik di pasar saham maupun pasar surat utang negara. Seiring dengan tren penurunan indeks saham di beberapa emerging markets, IHSG pada akhir April 2018 ditutup terkoreksi menjadi 5.994,6.

Di pasar SBN, yield SBN tenor jangka pendek, menengah dan panjang masing-masing naik sebesar 42,2 bps, 28,7 bps, dan 14,2 bps (Maret 2018: rata-rata meningkat 5 bps).

Anto menambahkan, sektor jasa keuangan masih dalam kondisi yang cukup memadai untuk memitigasi dampak turutan dari dinamika pasar keuangan global.

"Ke depan, OJK akan terus mencermati perkembangan perekonomian global dan faktor-faktor risiko yang menyertai antara lain kenaikan suku bunga dan perkembangan negosiasi dagang AS-Tiongkok, serta pengaruhnya terhadap kinerja sektor jasa keuangan nasional," katanya.