Kementerian ESDM Optimis Tren Positif Investasi Hulu Migas Berlanjut

:


Oleh Wawan Budiyanto, Minggu, 20 Mei 2018 | 20:52 WIB - Redaktur: Juli - 222


Jakarta, InfoPublik - Skema Production Sharing Contract (PSC) gross split sejak diterapkan pada 2017 lalu, telah membawa dampak positif terhadap perkembangan investasi minyak dan gas bumi (migas) di Indonesia.

Karena itu menurut Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar, pemerintah optimis tren positif hulu migas terus berlanjut dengan lakunya blok-blok migas yang ditawarkan, baik itu blok baru, maupun blok terminasi.

"Pada 2015 dan 2016 tidak ada satu pun blok migas yang dilelang pemerintah (sebanyak 22 blok) diminati investor. Saat itu masih menggunakan skema PSC Cost Recovery. Setelah kita ubah jadi gross split di 2017, lima blok migas (dari 10 WK konvensional) yang kita tawarkan laku. Untuk tahun ini sudah ada 4 blok, kita tunggu sampai Juni berapa lagi yang laku, kita optimis akan terus laku, ini sangat positif," kata Arcandra seperti disampaikan dalam keterangan Kementerian ESDM, Minggu (20/5).

Selain blok migas baru yang ditawarkan, lanjut Arcandra, tercatat pula 13 blok terminasi yang menggunakan skema gross split dari rentang 2017 hingga kini. Salah satunya adalah blok terminasi Jambi-Merang, dimana nilai investasi komitmen kerja pasti 5 tahun sebesar USD 239 juta, dengan kontraktor Pertamina.

"(Komitmen pasti) ini besar sekali, dan baru terjadi pada tahun ini," tambah Arcandra.

Kebijakan lainnya yang dilakukan pemerintah untuk menarik minat investor dan memberikan kemudahan berinvestasi adalah dengan diterbitkannya PP Nomor 53 Tahun 2017 tentang Perlakuan Perpajakan pada Kegiatan Usaha Hulu Migas dengan Kontrak Bagi Hasil Gross Split.

Ia menjelaskan, dengan terbitnya PP tersebut, Kementerian Keuangan memberikan insentif dalam bentuk tidak membebankan biaya kepada kontraktor dalam kegiatan eksplorasi, dimana indirect tax (pajak tidak langsung) kini digratiskan hingga first oil.

"Pada PP 53/2017, Kementerian Keuangan memberikan insentif lagi, indirect tax dibebaskan, bahkan sampai dengan First Oil," tuturnya.

Arcandra juga yakin ke depannya, investasi sektor hulu migas di Indonesia akan semakin bergairah, seiring meningkatnya harga minyak mentah dunia. "Saya optimis akan banyak investor," pungkasnya.