Lima Sektor Manufaktur Berkontribusi 60 Persen untuk PDB

:


Oleh Wawan Budiyanto, Selasa, 15 Mei 2018 | 17:48 WIB - Redaktur: Juli - 150


Jakarta, InfoPublik - Berdasarkan peta jalan Making Indonesia 4.0, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) telah menetapkan lima sektor manufaktur yang akan diprioritaskan pengembangannya pada tahap awal agar menjadi percontohan dalam implementasi revolusi industri generasi keempat di Tanah Air. Lima sektor tersebut, yaitu industri makanan dan minuman, tekstil dan pakaian, otomotif, elektronik, serta kimia.

“Dari lima sektor industri itu mampu memberikan kontribusi sebesar 60 persen untuk PDB, kemudian menyumbang 65 persen terhadap total ekspor, dan 60 persen tenaga kerja industri ada di lima sektor tersebut,” kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto dalam keterangannya di Jakarta, Selasa (15/5).

Ia optimis, ke lima sektor industri tersebut mampu mendorong pertumbuhan ekonomi nasional ke depannya.

“Sesuai asprirasi Making Indonesia 4.0, diharapkan pertumbuhan PDB bertambah 1-2 persen. Jadi, kalau saat ini rata-rata 5 persen bisa menjadi 6-7 persen. Kemudian, dengan capaian itu, penciptaan lapangan kerja naik 30 persen, dan kontribusi industri di angka 25 persen," ujarnya.

Pihaknya terus fokus untuk meningkatkan daya saing lima sektor industri tersebut. Misalnya, target industri makanan dan minuman bakal menjadi kekuatan manufaktur besar di tingkat Asean. Selanjutnya, untuk industri tekstil dan pakaian, akan menuju produsen pakaian fungsional seperti baju olahraga yang berkembang di pasar ekspor.

“Bagi industri otomotif, kita bisa menjadi pemain terkemuka dalam ekspor kendaraan listrik. Untuk industri kimia, kita punya potensi menjadi pemain terkemuka di industri biokimia. Serta, di industri elektronik, kita akan mengoptimalkan kemampuan pelaku industri domestik,” jelasnya.

Disebutkan Menperin, beberapa langah strategis yang tengah dijalankan dalam upaya pengembangan industri manufaktur nasional, antara lain Kemenperin telah mengusulkan mengenai pemberian insentif berupa pengurangan penghasilan kena pajak di atas 100 persen atau super deductible tax. Insentif ini diberikan bagi industri yang terlibat dalam program pendidikan vokasi dan mengembangkan inovasi.

Selain itu, melakukan kegiatan investor roadshow yang diharapkan mampu menarik penanaman modal di Indonesia sekaligus untuk transfer teknologi. “Dalam upaya menyiapkan tenaga kerja yang kompeten sesuai kebutuhan dunia industri saat ini, kami telah meluncurkan program pendidikan dan pelatihan vokasi di beberapa wilayah di Indonesia,” jelasnya.

Kemenperin pun aktif mendorong industri di dalam negeri agar dapat membangun pusat inovasi atau melakukan kegiatan penelitian dan pengembangan. “Langkah lainnya, kami terus berupaya memberikan dukungan kepada pelaku industri kecil dan menengah (IKM) nasional melalui e-commerce dan pendaaan teknologi,” imbuhnya.

Menperin yakin, lima sektor industri yang ditetapkan di dalam Making Indonesia 4.0, akan memiliki dampak yang besar terhadap perkembangan ekonomi digital.

“Secara langsung revolusi industri 4.0 akan merevitalisasi industri, mampu meningkatkan ekspor dan keuangan negara, membangun ekonomi nasional yang kokoh, serta membuka pasar tenaga kerja yang lebih besar,” pungkasnya.