Kepala BIN Paparkan Strategi Untuk Menangkal Paham Radikalisme

:


Oleh Jhon Rico, Sabtu, 28 April 2018 | 18:14 WIB - Redaktur: Gusti Andry - 455


Jakarta, InfoPublik- Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Budi Gunawan menyebut ada strategi yang dapat diterapkan untuk memperkuat ideologi pancasila dan menangkal paham radikal masuk ke Indonesia.

Hal ini disampaikan Budi Gunawan saat memberikan kuliah umum dalam rangka Munas VI Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Perguruan Tinggi Nahdlatul Ulama (PTNU) se nusantara di Kampus III Universitas Wahid Hasyim, Semarang Jawa Tengah.

Dalam keterangan tertulis yang diterima InfoPublik di Jakarta, Sabtu (28/4/2018), Budi menegaskan bahwa strategi itu diantaranya adalah new public management (npm): peningkatan peran masyarakat dan mahasiswa dalam pengelolaan interaksi sosial di ranah publik untuk menangkal berkembangnya radikalisme, terorisme, dan intoleransi.

Ia pun menyebut bahwa peningkatan peran ormas Islam seperti NU dalam menangkal radikalisme dan terorisme. Pemberdayaan ekonomi lokal di lingkungan pesantren dan masyarakat melalui UMKM dan koperasi.

Selain itu, penguatan nilai-nilai kebangsaan dengan berpedoman pada ajaran bahwa cinta tanah air merupakan sebagian dari iman (khubbul wathon minal iman), serta penguatan toleransi dan kerukunan di masyarakat.

Ia juga meminta agar peserta Munas VI BEM PTNU se-nusantara bisa bersama- sama mewujudkan Islam rahmatan lil alamin. Islam rahmat bagi alam semesta dan peran NU sangat strategis dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di indonesia sejak jaman dahulu dalam perjuangan kemerdekaan indonesia melalui fatwa jihad dari KH. Hasyim Asyari.

Menurutnya, hingga saat ini NU menjadi organisasi Islam terbesar di Indonesia dengan jumlah umat yang mencapai sekitar 80 juta orang. “Demikian juga dengan peran pemuda dan mahasiswa NU terutama yang tergabung dalam 272 BEM PTNU sangat penting dalam mempengaruhi pemikiran dan perjuangan seluruh generasi muda di Indonesia dalam konteks kebangsaan dan keutuhan NKRI,” tegas dia.

Budi pun berharap agar semua pihak khususnya BEM PTNU bisa bekerjasama dengan pemerintah untuk melawan gerakan radikal. BEM PTNU juga dianggap berperan di dalam dan luar kampus untuk melakukan upaya pencegahan melalui peningkatan kegiatan penguatan ideologi pancasila, nilai-nilai Islami dan jiwa nasionalisme secara masif dan berkelanjutan termasuk di lingkungan masjid kampus dan orientasi pembekalan mahasiswa baru serta unit-unit kegiatan mahasiswa.

“Selain itu BEM PTNU juga perlu berperan secara aktif dalam memerangi berita-berita hoax dan ujaran kebencian yang sangat berpotensi menimbulkan konflik untuk memecah belah bangsa,” paparnya.

BEM PTNU diminta untuk mewaspadai setiap upaya pihak-pihak yang memiliki kepentingan sempit dan ideologi lain yang bertentangan dengan pancasila dan keutuhan NKRI. “BEM PTNU jangan sampai dimanfaatkan pihak-pihak yang ingin memecah belah NKRI,” pungkas Budi.

BEM PTNUpun diharapkan terus meningkatkan kompetensi melalui penguasaan IPTEK (teknologi finansial, informasi, dll); penguasaan kemampuan wirausaha untuk pengembangan ekonomi umat; dan kemampuan komunikasi dan social engineering untuk melakukan perubahan.