Diskominfo Kabupaten Cilacap Pentaskan Babad Tanah Donan

:


Oleh MC KAB CILACAP, Kamis, 19 April 2018 | 11:23 WIB - Redaktur: Tobari - 604


Cilacap, InfoPublik – Dinas Komunikasi dan Informarika (Diskominfo)  Kabupaten Cilacap bekerjasama dengan Paguyuban Seni dan Budaya Tradisional Kethoprak Kembang Jaya ,menggelar pertunjukan kethoprak di halaman LPPL Bercahaya FM Cilacap, Jum'at (13/4) malam. 

Pagelaran yang mengangkat lakon ‘Prahara Mustika Donan’ ini, diselenggarakan dalam rangka memeriahkan Hari Jadi ke – 162 Kabupaten Cilacap. Pimpinan dan staf Diskominfo Cilacap juga turut berkolaborasi dalam pagelaran ini.

Sekretaris Paguyuban Seni dan Budaya Tradisional Kethoprak Kembang Jaya, Sulistyanto, B.Sc dalam sambutannya mengatakan, kegiatan ini merupakan salah satu upaya pelestarian seni tradisional. 

Dalam hal ini keterlibatan pemerintah daerah sangat diperlukan agar seni budaya adiluhung tetap lestari di tengah gempuran seni kontemporer yang kian marak. Pagelaran ini juga menjadi ajang silaturahmi antara pegiat seni, pemerintah daerah, serta para pecinta kesenian ketoprak di Kabupaten Cilacap.

‘Prahara Mustika Donan’ menceritakan babad asli sejarah Cilacap dan petualangan Santri Undik menumpas burung raksasa Garuda Beri, biang keonaran di wilayah itu. Dikisahkan, Adipati Donan Ronggo Sengoro yang diperankan Plt. Kepala Diskominfo Cilacap Drs. Wijaya MM memiliki seorang putri yang sangat cantk bernama Sengorowati. 

Banyak para ksatria dan pemuda bangsawan yang berusaha meminang gadis itu, namun belum ada satupun yang mampu menawan hati Sengorowati. 

Malapetaka dimulai ketika Garuda Beri memangsa sejumlah penduduk Kadipaten Donan. Banyak wanita kehilangan suaminya, anak kehilangan orang tuanya, dan kekasih kehilangan belahan jiwanya, akibat angkara murka burung raksasa tersebut. 

Dari petunjuk gaib, burung raksasa tesebut hanya dapat dikalahkan dengan Cis Tilam Upih, pusaka sakti berbentuk keris kecil milik Kerjaan Demak. 

Hati Senggorowati tergugah, hingga akhirnya mengikrarkan sumpah. Barangsiapa dapat menundukkan Garuda Beri apabila lelaki akan dijadikan suami, dan apabila perempuan akan dijadikan saudara.

Sayembara menyebar keseluruh pelosok desa hingga sampai ke telinga Santri Undik, pengembara sakti yang tengah melakukan perjalanan spiritual. 

Konon perjalanan sang pengembara berkontribusi terhadap penamaan sejumlah lokasi yang hingga kini dikenal masyarakat seperti Sumur Gemuling, Bulupayung, Kahuripan, Daun Lumbung, dan sebagainya.

Singkat cerita, Santri Undik menemui Adipati Ronggo Sengoro dan mengutarakan maksudnya menghabisi Garuda Beri dengan tiga syarat yang harus dipenuhi.(don_gs/toeb)