IPM Indonesia di 2017 Meningkat

:


Oleh Putri, Senin, 16 April 2018 | 15:52 WIB - Redaktur: Juli - 215


Jakarta, InfoPublik – Badan Pusat Statistik (BPS) merilis indeks pembangunan manusia (IPM) Indonesia pada 2017 mengalami kemajuan dengan kategori tinggi sebesar 70,81. Angka ini meningkat 0,63 poin atau tumbuh sebesar 0,90 persen dibanding 2016.

Kepala BPS Suhariyanto mengatakan IPM disusun menggunakan tiga dimensi yaitu dimensi kesehatan yang diukur dengan indikator Umur harapan Hidup, dimensi pendidikan atau pengetahuan yang diukur harapan lama sekolah dan rata-rata lama sekolah, dan dimensi hidup layak yang didekati dengan pengeluaran perkapita yang disesuaikan.

“Dengan melihat umur harapan hidup 2017, bisa diperkirakan bayi yang lahir pada 2017 memiliki harapan hidup hingga 71,06 tahun. Peningkatan umur dari tahun kelahiran sebelumnya menunjukkan adanya perbaikan tingkat kesehatan masyarakat,” kata Suhariyanto, di Jakarta, Senin (16/4).

Ia menjelaskan, anak-anak yang usianya tujuh tahun pada 2017 memiliki harapan dapat menikmati pendidikan selama 12.85 tahun (Diploma I), lebih lama 0,13 tahun dibanding yang berumur sama pada tahun sebelumnya. Sementara itu, penduduk Indonesia yang berusia 25 tahun ke atas secara rata-rata telah menempuh pendidikan selama 8,10 tahun (kelas IX), lebih lama 0,15 tahun dibanding tahun sebelumnya.

Pada 2017, masyarakat Indonesia memenuhi kebutuhan hidup dengan rata-rata pengeluaran perkapita sebesar Rp10,66 juta pertahun atau meningkat Rp244 ribu dibandingkan pengeluaran sebelumnya.

Di tahun yang sama ada satu provinsi yang mencapai kategori IPM sangat tinggi (lebih dari 80), yaitu DKI Jakarta sebesar 80,06. Sebanyak 14 provinsi masuk kategori tinggi (70-80), 18 provinsi masuk kategori sedang (60-70), dan 1 provinsi masuk kategori rendah (kurang dari 60) yaitu Papua sebesar 59,09.

“Meski demikian, provinsi Papua mencatat pertumbuhan IPM tercepat dibandingkan pencapaian IPM 2017 di 33 provinsi lainnya. Provinsi Papua 1,79 persen, Papua Barat 1,25 persen, dan Nusa Tenggara Timur 1,17 persen,” jelas Suhariyanto.