Kemenristekdikti Harapkan Akhir 2019 Tumbuh 1.000 Startup Teknologi

:


Oleh Astra Desita, Selasa, 10 April 2018 | 17:38 WIB - Redaktur: Juli - 567


Jakarta, InfoPublik - Menghadapi era Revolusi Industri 4.0 dan untuk menumbuh kembangkan perusahaan perusahaan pemula berbasis teknologi, Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) mengoptimalkan instrumen kebijakan program Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi (PPBT), bagi perusahaan rintisan/startup teknologi melalui proses inkubasi oleh Lembaga Inkubator Bisnis.

Program yang dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi melalui Direktorat Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi ini telah berjalan sejak 2015. Pada akhir 2019, diharapkan akan menumbuhkan 1000 (seribu) startup teknologi.

Di 2018 ini, Kemenristekdikti melalui Program PPBT memberikan pendanaan kepada 144 startup teknologi dari seluruh Indonesia. Program tersebut membekali pendiri startup dengan pendanaan usaha, keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan sehingga dapat meminimalisir kegagalan dan menjadi startup yang berkualitas.

Agar pegiat startup tersebut memiliki pengetahuan dan kemampuan menjalankan sebuah perusahaan, Kemenristekdikti menyelenggarakan pelatihan PPBT Business Camp sebagai salah satu rangkaian kegiatan Program PPBT.

Pelatihan ini dimaksudkan untuk memberikan bekal pengetahuan dan skill kepada para pendamping tenan dari inkubator binis dan tenannya yang akan melaksanakan kegiatan inkubasi bisnis selama 8 bulan ke depan.

PPBT Business Camp ini akan dilaksanakan selama 5 (lima) hari pada 9 s.d. 13 April 2018 di Hotel Mercure Ancol, Jakarta, diikuti 288 peserta dari seluruh Indonesia. Para peserta ini terdiri dari 144 pendamping inkubator dan 144 tenant yang merupakan penerima pendanaan program PPBT 2018.

Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohammad Nasir mengatakan Inovasi merupakan salah satu kunci pendorong dalam meningkatkan daya saing ekonomi bangsa.

“Negara pemenang bukan negara dengan jumlah penduduk besar, bukan negara yang kaya, namun negara pemenang adalah negara yang memiliki inovasi," katanya saat memberikan sambutan pada acara pembukaan Perusahaan Pemula Berbasis Teknlogi Business Camp 2018, di Jakarta, Selasa (10/4).

Menteri nasir mencontohkan negara kaya yang memiliki kesulitan masalah finansial adalah Kerajaan Arab Saudi, penghasil minyak terbesar di dunia. "Namun saat ini harga minyak turun, kebutuhan akan minyak pun turun, dan mereka mengalami goncangan,” ucap Menteri Nasir.

Dalam penguatan ekosistem inovasi menuju hilirisasi, pemerintah berperan penting dalam menyiapkan kebijakan dan regulasi, serta mengakomodir pelaku industri agar hilirisasi inovasi dapat berjalan baik. Pemerintah terus berkomitmen mendorong inovasi melalui program program percepatan, antara lain dengan pemberian pendanaan untuk penumbuhan usaha rintisan. Berkembangnya bisnis startup diyakini mampu menggerakan perekonomian ke arah yang lebih baik.

“Apabila semua proses startup, industri, dan pendidikan mampu terintegrasi dengan baik, maka diharapkan inovasi dapat berkembang dengan baik. Saya mendorong para peserta pelatihan PPBT Business Camp 2018 ini, untuk terus melakukan kajian mengenai target pasar startup yang kalian kembangkan, agar inovasi yang dihasilkan sesuai dengan kebutuhan masyarakat," imbuh Menteri Nasir.

Sementara itu Direktur Jenderal (Dirjen) Penguatan Inovasi Jumain Appe mengatakan, Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi selaku penyelenggara Program Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi (PPBT) memberikan dana kepada pelaku usaha pemula berbasis teknologi. Tujuannya memberikan bekal pengetahuan dan skill dan pendampingan tenan dari Inkubator Bisnis, yang akan melaksanakan kegiatan inkubasi bisnis selama 8 bulan ke depan.

"Pelatihan PPBT Business Camp untuk meningkatkan kemampuan bisnis dan komersialisasi produk inovasi teknologi agar dapat mengelola perusahaan rintisan/startup dengan baik dan dapat meningkatkan kesuksesan proses hilirisasi produk ke pasar,” ungkap Dirjen Jumain.

Dalam acara tersebut turut hadir Dirjen Penguatan Riset dan Pengembangan Kemenristekdikti Muhammad Dimyati, Kepala Biro Kerja sama dan Komunikasi Publik Kemenristekdikti Nada Marsudi, Perwakilan Direktur PT. Kimia Farma, Perwakilan PT. Anugrah Mutu Maju Bersama, Perwakilan PT. Unilever Indonesia Tbk, serta tamu undangan lainnya.