Kemenristekdikti Dorong Inovasi Teknologi Kapal Pelat Datar

:


Oleh G. Suranto, Sabtu, 7 April 2018 | 20:26 WIB - Redaktur: Juli - 491


Jakarta, InfoPublik -  Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) melalui Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi memfasilitasi dan mendorong inovasi teknologi bidang kelautan dan perikanan, berupa teknologi Kapal Pelat Datar.

“Teknologi Kapal Pelat Datar ini merupakan produk hasil dari riset, pengembangan dan inovasi, serta rekayasa desain dari Universitas Indonesia untuk memberikan alternatif kapal ikan yang unggul,” kata Menristekdikti Mohamad Nasir pada acara peluncuran Kapal Pelat Datar di dok PT. Karya Syukur Maju Bersama, Muara Angke, Jakarta Utara, Sabtu (7/4).

Menurutnya, Kemenristekdikti mempunyai komitmen yang kuat dan secara konsisten setiap tahunnya menumbuhkan, membina, memfasilitasi dan mengembangkan perusahaan pemula berbasis teknologi atau start up inovasi teknologi di Indonesia.

“Start up tersebut mendapatkan seed funding untuk pengembangan dan pembuatan produk inovasi, serta program pengembangan kapasitas sumber daya manusia. Selain itu, memberikan insentif funding pada start up juga memberikan pendanaan inovasi pada industri,” terangnya.

Disebutkan. Kapal Pelat Datar ini merupakan produk dari dua tahun pembinaan pada program Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi dan satu tahun program pembinaan pendanaan inovasi industri, Kemenristekdikti.

“Kapal Pelat Datar merupakan teknologi kapal inovatif yang menggunakan baja sebagai material utama. Kapal yang dikembangkan oleh para peneliti dan inovator dari Universitas Indonesia ini dikontruksi dengan pelat-pelat baja datar yang tidak melewati proses pelengkungan pelat. Teknologi ini menghasilkan produk yang lebih cepat produksinya dan lebih ekonomis. Material baja yang dipakai juga akan memudahkan nelayan-nelayan kecil bisa melaut lebih jauh dengan ukuran kapal yang lebih besar,” paparnya.

Ia menambahkan, nelayan Indonesia sangat membutuhkan kapal tangkap seperti kapal baja pelat datar ini, untuk meningkatkan produktivitas dalam penangkapan produk perikanan laut. Kapal dari fiberglass dan kayu terbatas dari aspek kekuatan dan ukuran. Bahan baku fiberglass di pasaran masih impor, dan tidak ramah lingkungan. Sedangkan untuk bahan baku kayu, juga semakin sedikit dan sulit didapatkan, sehingga harganya menjadi sangat mahal.

“Inovasi kapal pelat datar ini dihadirkan untuk mengatasi persoalan tingginya kebutuhan kapal di Indonesia, dan ingin menjadi solusi ketergantungan akan kapal fiberglass dan kayu. Hal ini karena biaya produksinya yang jauh lebih rendah jika dibandingkan dengan kapal-kapal berbahan fiberglass maupun kayu, sehingga harga kapal jauh lebih murah, proses produksi lebih cepat, kecepatan lebih tinggi, dan umur pakainya juga lebih lama,” terangnya.

Kapal Pelat Datar ini sudah diproduksi oleh PT. Juragan Kapal Indonesia. Dalam produksinya PT. Juragan Kapal Indonesia berkolaborasi dan bekerjasama dengan Jurusan Teknik Perkapalan Universitas Indonesia dan PT. Gunung Garuda Steel  merupakan industri yang akan mensuplai material baja lokal sebagai material utama produksi kapal pelat datar tersebut.

Berkaitan dengan spesifikasi, Kapal berdimensi panjang 15.5 meter dan lebar 4 meter dengan tonase 28 GT. Kapasitas tangki bahan bakar 16.4 ton dan memiliki tangki air tawar 7.5 ton.

Kapasitas memiliki ruang penyimpanan ikan sebesar 20 m3 dan ruang air blast Freezer 8 m3. Jumlah kru yang bisa diangkut sebanyak 10-13 orang, serta ruang kapal dilengkapi dengan 1 kamar mandi dan dapur. Perlengkapan navigasi dan telekomunikasi yaitu kompas, GPS, echo sounder, VHF radio, dan SSB radio masing-masing 1 unit.

Untuk kapal berkecepatan tinggi teknologi Kapal Pelat Datar, dimensi panjang 13.5 meter dan lebar 3.3 meter dengan tonase 10 GT. Kapasitas tangki bahan bakar 1000 liter dan kapasitas kapal mampu memuat 20 orang penumpang dengan jumlah kru 3 orang, serta 1 ton barang. Perlengkapan navigasi dan telekomunikasi yaitu kompas, GPS, echo sounder, VHF radio, dan SSB radio masing-masing 1 unit.

“Kapal-kapal ini diharapkan kedepannya dapat diproduksi secara masal dan dapat digunakan secara luas oleh nelayan Indonesia, sehingga dapat meningkatkan daya saing para nelayan dan memperkuat sektor maritim Indonesia,” ungkapnya.