Plumbon Kandidat Desa Terbaik di Jateng

:


Oleh MC Kabupaten Semarang, Selasa, 27 Maret 2018 | 15:48 WIB - Redaktur: Taofiq Rauf - 903


Suruh, InfoPublik - Desa Plumbon Kecamatan Suruh, Kabupaten Semarang Jawa Tengah masuk tiga besar desa pelaksana gotong royong terbaik se-Jateng tahun 2018. Kiprah warga di bidang pemberdayaan ekonomi produktif dan aspek budaya yang menonjol menjadikan desa ini lebih baik di banding desa lainnya

Bupati Semarang, Mundjirin mengatakan, prestasi dan kondisi desa ditengah kondisi kemerosotan nilai-nilai gotong royong di masyarakat, jadi satu yang membanggakan dan harus dipupuk terus.

Maka itu Pemkab Semarang terus berupaya melaksanakan program pelestarian nilai luhur tersebut karena kenyataannya di berbagai desa semangat gotong royong itu masih tumbuh subur dan ada setiap hari.

“Disini, nilai-nilai gotong royong masih cukup tebal. Tidak hanya pada saat-saat tertentu, tapi ada dan terselenggara setiap hari. Tercermin pada semangat guyup rukun warga Desa Plumbon hari ini,” kata Mundjirin di Desa Plumbon, Suruh, Selasa (27/3).

Sementara Ketua tim penilai lomba penilaian, Nadi Santoso, mengakui tiga desa yang dinyatakan terbaik karena kunci utamanya adalah gotong royong yang masih kental dalam kehidupan masyarakat.

“Plumbon termasuk salah satu dari tiga desa pelaksana gotong royong terbaik. Aspek ekonomi warga dan kebudayaan serta partisipasi masyarakat tergolong baik,” katanya disela-sela penilaian lapangan di Desa Plumbon, Suruh, Selasa (27/3).

Ditambahkan oleh Nadi Santoso, Pemprov Jateng terus mengarakan lomba pelaksana gotong royong masyarakat ini, Tujuannya untuk mencegah semakin menipisnya semangat gotong royong di kalangan masyarakat.

"Ada tengarai bahwa semangat gotong royong telah hilang dalam masyarakat kita. Namun Pemprov Jateng melakukan berbagai strategi termasuk melaksanakan lomba semacam ini guna terus menggelorakan semangat gotong royong di masyarakat,” ujarnya.

Pelaksanaan lomba, lanjutnya, didasarkan pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 42 Tahun 2005 tentang pedoman pelaksanaan Bulan Bhakti Gotong Royong Masyarakat (BBGRM).

Pelaksanaan BBGRM didasarkan pada upaya pelestarian semangat gotong royong di masyarakat. Pada tahun ini, empat aspek yang dinilai adalah usaha ekonomi produktif warga, mutu lingkungan hidup, sosial budaya dan kemasyarakatan.

Tim penilai berasal dari berbagai OPD diantaranya Dinas LH, Dispermasdes Provinsi Jateng, Biro Kesra Setda Provinsi Jateng, Kesbangpol, TP PKK dan melibatkan unsur akademisi dari Undip Semarang.

Terkait peraturan pemerintah untuk melaksanakan padat karya tunai di desa, Nadi menegaskan tidak mempengaruhi semangat gotong royong warga. Sebelumnya sempat ada kekhawatiran jika program padat karya tunai yang dianjurkan Pemerintah Pusat dilaksanakan di desa akan mempengaruhi semangat gotong royong warga.

“Berdasarkan penilaian pada lomba kali ini, diketahui program itu tidak berdampak buruk pada semangat gotong royong warga,” tegas Nadi. (*/junaedi)