Serdang dan Agam Bergantian Tampilkan Seni Budaya

:


Oleh MC KAB AGAM, Senin, 26 Maret 2018 | 20:28 WIB - Redaktur: Tobari - 1K


Agam, InfoPublik - Temu Tim Kesenian dan Budayawan Kabupaten Serdang Bedagai Provinsi Sumatera Utara dengan tim kesenian Kabupaten Agam, tampil memukau di hadapan ratusan pasang mata, Senin (26/3), di Auditorium IPDN Baso.

Kegiatan itu digelar dalam rangka kunjungan kerja Pemkab Serdang Bedagai ke Kabupaten Agam, guna revitalisasi pelestarian seni budaya lokal, selama 25 Maret sampai 27 Maret 2018.

Dari pantauan Agam Media Center, kedua kabupaten saling bergantian menampilkan pertunjukan seninya baik seni, tari, nyanyian yang diiringi kolaborasi alat musik tradisional dan modern seperti yang ditampilkan grup Sanggar Tari dari Lubuk Basung dan Kamang Kabupaten Agam dan kesenian Serdang Bedagai.

Adapun tari yang ditampilkan Kabupaten Agam, di antaranya Tari Katidiang dan tari piriang dari Sanggar Pitunggua, Tari Hoyak Gadang Batingkah dari Sanggar Bingo Linduang Kamang dan penampilan Silek dan Tambua Tansa.

Sementara dari Kesenian Kabupaten Serdang Bedagai, menampilkan Tari Bocah Godang Asih, Tari Persembahan dan  penampilan kesenian lainnya.

Bupati Serdang Bedagai Soekirman mengatakan kunjungan kerja Tim Revitalisasi Budaya Sergai ke Kabupaten Agam ini dalam rangka menggali dan melestarikan budaya lokal, khususnya budaya ranah minang.

"Kita memilih Kabupaten Agam sebagai kunjungan ke-enam sejak 2013, karena Agam merupakan salah satu daerah di ranah minang yang masih menjaga kelestarian budaya lokalnya, seperti kita lihat, penampilan silek dan tari piriang barusan," katanya.

Di era milenium ini, pihaknya ingin menghidupkan kembali kelestarian budaya lokal yang dewasa ini nyaris punah, karena kecintaan generasi muda yang sudah mulai pudar akibat dampak pengaruh kultur dan budaya.

"Untuk itu, hal inilah yang kita coba berbagi dan melakukan pembelajaran ke Kabupaten Agam dalam menjaga dan melestarikan budaya lokal agar tetap eksis," jelasnya.

Sementara itu, Bupati Agam Indra Catri Dt. Malako Nan Putiah mengungkapkan rasa bangga dan apresiasi atas kunjungan Pemkab Serdang Bedagai yang telah memilih Agam sebagai tempat rujukan dalam melestarikan budaya lokal.

"Pilihan ini menurut kami sangat tepat, karena Agam merupakan Luhak yang kedua dari tiga Luhak yang menjadi pusat Kerajaan Minangkabau pada masa dulu," katanya.

Globalisasi yang dimaknai secara salah sebagai westernisasi tidak dapat dipungkiri telah banya merusak sendi-sendi kehidupan sosial masyarakat. Menurut bupati, hal itu tidak dapat dinafikan bahwa globalisasi tidak akan bisa dihindari.

Perkembangan teknologi yang sangat pesat memicu makin menipisnya batas-batas antar negara, sehingga hal ini akan berdampak terjadinya transfer budaya yang berpotensi memiliki dampak negatif di tengah-tengah kehidupan masyarakat.

Untuk mengatasi tersebut, Pemkab Agam membuat komitmen yang tinggi untuk membentengi masyarakat dari pengaruh negatif budaya luar, yakni melalui peningkatan kehidupan beragama dan norma adat berdasarkan prinsip Adat Basandi Sarak, Sarak Basandi Kitabullah.

"Salah satu di antaranya, adalah kita menghidupkan kembali kegiatan shalat berjamaah, bertadarus bersama, dan mengaktifkan kembali seni budaya salingka nagari, seperti silek dan kesenian lainnya," jelas bupati.

Disamping itu, untuk memelihara kesenian lokal yang ada di setiap nagari, pihaknya telah melaksanakan bermacam pembinaan melalui sanggar kesenian di sekolah maupun di nagari. 

"Saya berharap melalui pertemuan ini, kita bisa saling berbagi pengetahuan dalam hal melestarikan seni budaya di masing-masing daerah," kata bupati. (MC Kab. Agam/toeb)