Kementan Genjot Upsus Siwab Untuk Tingkatkan Populasi Sapi

:


Oleh Baheramsyah, Rabu, 21 Maret 2018 | 14:33 WIB - Redaktur: Juli - 430


Jakarta, InfoPublik - Upaya percepatan peningkatan populasi sapi dan kerbau telah dicanangkan sejak 2017, dan hingga saat ini masih terus digenjot oleh pemerintah melalui program Upaya Khusus Sapi Indukan Wajib Bunting (Upsus Siwab).

Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian (Kementan) I Ketut Diarmita  mengatakan melalui Upsus, sapi atau kerbau betina produktif milik peternak harus dikawinkan, utamanya melalui sistem perkawinan Inseminasi Buatan (IB).

Kegiatan IB merupakan salah satu upaya penerapan teknologi tepat guna yang menjadi pilihan utama untuk peningkatan populasi dan mutu genetik sapi. ”Melalui kegiatan IB, penyebaran bibit unggul ternak sapi dapat dilakukan dengan murah, mudah dan cepat, serta diharapkan dapat meningkatkan pendapatan para peternak,” kata Ketut, saat kunjungan kerja ke KTT (Kelompok Tani Ternak) Subur di Desa Kedungdowo, Kecamatan Andong Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, dalam keterangan tertulis, Rabu (21/3). 

Ia menambahkan, peternak sebagai tulang punggung peternakan nasional sudah saatnya harus berjaya. “Untuk itu, pemerintah melanjutkan kembali kegiatan Upsus Siwab pada 2018 untuk percepatan pencapaian target kelahiran sapi dan kerbau secara masif dan serentak,” ujarnya.

Pada 2017, lanjut Ketut, capaian kinerja Upsus Siwab dinilai cukup berhasil.  Untuk pelayanan IB dari Januari 2017 sampai dengan Maret 2018 telah terealisasi sebanyak 4.905.881 ekor. Sedangkan sapi dalam kondisi bunting sebanyak  2.186.892 ekor dan kelahiran ternak sampai dengan bulan Maret 2018 ini sebanyak 1.051.688 ekor.

Sedangkan untuk capaian kinerja Upsus Siwab 2018 pada Januari sampai dengan Maret 2018 adalah sebanyak 929.411 ekor atau 123,92 persen dari target IB  sebanyak 750 ribu ekor.  Raihan untuk kebuntingan sebanyak  294.774 ekor atau 65,7 persen dari target 448.689 ekor. Lalu pedet yang Lahir sebanyak 140.553 ekor atau 31,87 persen dari target 440.997 ekor.

Ketut menegaskan, untuk semua kegiatan Upsus Siwab yang dilakukan oleh petugas di lapangan langsung dilaporkan melalui ISIKHNAS (Sistem Informasi Kesehatan Hewan Nasional Terintegrasi). “Semua data hasil pelayanan petugas di lapangan dapat langsung dipantau oleh semua pemangku kepentingan,” imbuhnya.

Pada kesempatan tersebut, Ketut bersama dengan Direktur Perbibitan dan Produksi Ternak Kementan Sugiono meninjau langsung pelaksanaan pelayanan IB, pemeriksaan kebuntingan, dan kegiatan teknis lainnya yang dilakukan oleh para petugas inseminator dan PKb di KTT Subur.

Terlihat masing-masing petugas sudah sangat lihai dan mahir dalam memberikan pelayanan reproduksi terhadap sapi-sapi milik peternak. Selesai memberikan pelayanan tersebut, secara otomatis petugas langsung melaporkan hasil kegiatannya melalui ISIKHNAS.

Selanjutnya petugas data recorder dan champions akan menerima laporan data ISIKHNAS yang telah dikirimkan oleh masing-masing petugas yang telah melakukan pelayanan tadi.

Melihat jalannya proses bisnis tersebut, Ketut menyampaikan apresiasi dan motivasi bagi para petugas teknis lapangan dan Dinas Daerah untuk lebih giat dalam melaksanakan UPSUS SIWAB. “Proses ini sangat penting karena sebagai suatu gerakan bagi para peternak agar semua ternak sapi/kerbau betina dewasanya menjadi bunting dan melahirkan, sehingga populasi kita akan bertambah besar,” kata Ketut.

Dirjen PKH juga sangat mengapresiasi usaha-usaha yang telah dilakukan oleh KTT Subur di Boyolali untuk menyejahterakan anggotanya. Selain itu, ia juga mengajak para peternak agar dapat memanfaatkan bantuan premi asuransi  yang sudah diluncurkan pemerintah sejak 2016.

“Adanya asuransi ternak sapi diharapkan dapat menjamin keberlangsungan usaha dan memungkinkan sapi sebagai agunan bila memerlukan pinjaman modal untuk peningkatan usaha,” pungkasnya.