Wagub DKI Panen Raya Hasil Pertanian dan Tambak

:


Oleh G. Suranto, Minggu, 11 Maret 2018 | 06:57 WIB - Redaktur: Juli - 476


Jakarta, InfoPublik - Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno melakukan panen raya hasil pertanian dan tambak bersama Laskar Krukut Luhur (Laskaru) di Balai Benih Induk Perkebunan, Jagakarsa, Jakarta Selatan, Sabtu (10/3).

Kegiatan tersebut sekaligus mendeklarasikan gerakan ketahanan pangan Jakarta dalam menghadapi bulan Ramadhan mendatang. Pada kesempatan ini dilakukan pula penandatanganan kerja sama dan optimalisasi terkait Konservasi Lingkungan Hidup antara Pemprov DKI Jakarta dengan Laskar Krukut Luhur (Laskaru).

Sandiaga menyambut baik adanya nota kesepahaman yang meliputi bidang konservasi lingkungan hidup dan air, serta bidang ketahanan pangan, seperti pembinaan pertanian, pemanfaatan lahan serta penyerapan hasil pertanian.

Kerja sama ini diharapkan meningkatkan pemahaman, kepedulian khususnya dengan pihak-pihak terkait untuk meningkatkan sinergi menangani masalah lingkungan hidup dan ketahanan pangan.

“Hari ini kita melihat kolaborasi pertisipatif Pemprov DKI Jakarta, dunia usaha dan lembaga kemasyarakatan. Hari ini, 66 hari menuju bulan suci Ramadhan. Kita harus bisa kendalikan harga. Ini tugas Laskaru, bekerja sama dengan Pemprov DKI Jakarta,” ujarnya.

Dirinya mengimbau kerja sama ini dapat menggunakan inovasi teknologi pertanian terbaru dengan pemanfaatan keterbatasan lahan Jakarta, salah satunya dengan konsep urban farming. “Kita juga harus galang minat generasi anak muda. Anak muda menjadi agen perubahan. Kita kembangkan potensi lahan pertanian Jakarta. Kedaulatan pangan kita bisa capai,” tagasnya.

Dalam kesempatan tersebut, Sandiaga turut memanen sayuran kangkung dan ikan mujair. Ia berharap panen pertanian dan perikanan tersebut turut serta mewujudkan stabilitas harga pangan di Jakarta.

Untuk diketahui, kota-kota besar di Indonesia seperti Jakarta dalam memenuhi kebutuhan konsumsi warganya memerlukan pasokan volume pangan yang tidak sedikit dari daerah lain. Hal ini disebabkan oleh terbatasnya jumlah produksi pangan di Kota Jakarta yang tidak sebanding dengan jumlah penduduk, sehingga tidak mampu memenuhi konsumsi warganya.

Oleh karenanya, kebutuhan pangan di Jakarta sangat tergantung kepada suplai dari daerah produsen pertanian dari provinsi atau daerah sekitar seperti Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah, Jawa Timur, bahkan luar Pulau Jawa.

Pasokan dari daerah tersebut menjadi andalan Kota Jakarta dalam memenuhi kebutuhan konsumsi warga termasuk kebutuhan industri perhotelan, rumah makan, perkantoran, dan lainnya.

:Kebutuhah komoditas yang menjadi konsumsi masyarakat seperti daging, ikan, sayur-sayuran dan komoditas lainnya yang merupakan sumber gizi, harus dijaga keberadaan dan kesinambungannya dengan kualitas, dan harga yang terjangkau," tutup Sandiaga.