Mahasiswa S3 ITS Inovasi Alat Komunikasi Berbasis Satelit Untuk Nelayan

:


Oleh MC Provinsi Jawa Timur, Rabu, 7 Maret 2018 | 10:45 WIB - Redaktur: Eka Yonavilbia - 220


Surabaya, InfoPublik- Keterbatasan alat komunikasi berbasis satelit pada kapal tangkap ikan nelayan yang berbobot di bawah 30 Gross Ton (GT), menyebabkan berbagai macam masalah, seperti illegal fishing dan menurunnya industri kemaritiman. Hal ini menjadi perhatian, Qurrotul Aini mahasiswa S3 ITS sebagai penelitian disertasinya dengan harapan mampu mengatasi problem tersebut.

Aini menyampaikan menyampaikan, selama ini Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) RI mewajibkan kapal dengan bobot di atas 30 GT untuk menyediakan sistem tersebut. Namun, berdasarkan data dari KKP tahun 2012, kapal di bawah 30 GT mendominasi 98 persen dari keseluruhan jumlah kapal tangkap ikan di Indonesia.

Selama ini, kapal menggunakan Vessel Monitoring System (VSM) untuk berkomunikasi antar kapal, dan pusat monitoring yang ada di darat menggunakan media satelit. Namun banyak kapal nelayan Indonesia dengan bobot di bawah 30 GT belum dilengkapi peralatan komunikasi berbasis satelit tersebut.

“Kita ingin mengembangkan jaringan bergerak maritim dengan berat di bawah 30 GT untuk nelayan Indonesia yang belum memiliki alat komunikasi berbasis satelit,” katanya, Rabu (7/3).

Dipromotori oleh Prof Dr Ir Mauridhi Hery Purnomo MEng, Dr Ir Achmad Affandi DEA, dan Eko Setiaji ST MT PhD, staf pengajar Program Studi Sistem Informasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini berhasil menemukan jalan keluar dari permasalahan di atas. Yakni dengan terciptakannya algoritma optimasi trafik data Breadth Fixed Gossip (BFG) sebagai kombinasi dari algoritma pencarian Breadth First Search (BFS), model fixed radius atau cakupan transmisi kapal, dan algoritma Gossip serta Chaos Particle Swarn Optimilization (PSO) pada jaringan dinamik.

Selain itu, penelitian yang dilaksanakan sejak tahun 2013 ini juga menghasilkan algoritma optimasi rute destinasi tangkapan ikan dengan menggunakan Firefly Algorithm (FA) dan Genetic Algorithm (GA). Pemodelan optimasi rute trafik data dan destinasi dengan menggunakan algoritma BFS, dan penentuan probabilitas Gossip pada algoritma BFS untuk optimasi data jaringan nirkabel yang didasarkan pada jarak ke kapal tujuan dan konektivitas dengan kapal lainnya.

Ibu empat orang anak ini menjelaskan, bahwa dengan algoritma yang telah ia buat ini memungkinkan kapal tangkap ikan nelayan untuk bertukar informasi melalui media satelit. Hal tersebut ia buktikan dengan simulasi yang dilakukannya. Melalui simulasi tersebut diketahui juga memungkinkan untuk setiap nelayan mengabarkan kondisi terkini (real time) ketika diketahui ada kapal asing yang hendak mencuri ikan (illegal fishing).

“Pemodelan ini diharapkan agar trafik data antar kapal dan destinasi menuju lokasi dengan ikan yang berlimpah dapat diketahui, dan dengan adanya sistem komunikasi berbasis satelit ini pencurian ikan dapat diatasi,” harap Aini.

Berdasarkan pertimbangan dari pemaparan hasil penelitian Aini tersebut, keputusan Komisi Pertimbangan Fakultas yang dibacakan oleh pimpinan sidang menyatakan bahwa Aini berhasil lulus menyandang gelar doktor dengan predikat sangat memuaskan.

Perempuan yang menempuh pendidikan S2 dan S3-nya di ITS itu berencana untuk mengembangkan algoritma yang ia ciptakan menjadi perangkat yang siap digunakan, Aini juga berencana untuk bekerjasama dengan PT Polytron untuk membangun protokol dan perangkat yang akan digunakan untuk alat komunikasi berbasis satelit kapal di bawah 30 GT. (MC Diskominfo Prov Jatim/non-mad/eyv)