Garcia dan Lusi Jadi Hakka Ako dan Amoi Singkawang 2018

:


Oleh MC Kota Singkawang, Selasa, 27 Februari 2018 | 14:19 WIB - Redaktur: Tobari - 2K


Singkawang, InfoPublik - Xelvint Garcia (20 tahun) dan Lusi (23 tahun) terpilih sebagai Hakka Ako dan Amoi Kota Singkawang 2018 setelah menyisihkan 22 peserta lainnya dalam  grand final pemilihan Hakka Ako Amoi, di Atrium Singkawang Grand Mall, Jl Ali Anyang, Minggu (25/2) malam.

Sedangkan Runner Up Satu diraih Ako Toki Thomas dan Amoi Dessy Siska, Runner Up Dua diraih Ako Sie Phen dan Amoi Nita, Runner Up Tiga diraih Ako Benny Susilo dan Amoi Evianty.

Sebanyak 24 finalis Hakka Ako Amoi Kota Singkawang 2018 telah melalui berbagai tahapan mulai dari proses seleksi, karantina yang dimulai sejak Kamis (22/2) dan serangkaian kegiatan lainnya hingga malam grand final.

Hakka Ako Kota Singkawang 2018, Xelvint Garcia, 20, berpesan agar generasi muda Hakka selalu melestarikan budaya Hakka.”Para generasi muda Hakka jangan sampai melupakan dengan budaya aslinya. Jangan sampai budaya kita musnah,"ujarnya.

Dia mengungkapkan baru pertama kali mengikuti kegiatan dalam organisasi Hakka yang dapat mengembangkan budaya Hakka melalui edukasi. “Saya akan terus melestarikan budaya Hakka dalam kehidupan kesehariannya. Saya akan ikut serta dalam memberikan bimbingan pada peserta selanjutnya," katanya.

Ditempat yang sama, Hakka Amoi Kota Singkawang 2018, Lusi, 23, berjanji akan mengajak para generasi muda Hakka untuk terus mempertahankan dan menyebarkan semangat Hakka yang ada.

“Budaya Hakka perlu terus dikembangkan para generasi muda karena banyak sekali pengaruh budaya asing. Peran kita sebagai generasi muda harus bisa menjaga budaya kita," ujarnya.

Menurutnya, banyak budaya Hakka yang sangat kental khususnya di kota Singkawang ini. “Orang lain yang datang ke Kota Singkawang bisa merasakan banyak budaya-budaya yang begitu asri dan kental, satu di antaranya budaya Hakka,” katanya.

Ia mengungkapkan sebagai Hakka Amoi, maka dia akan mengikuti instruksi dari organisasi Hakka khususnya Kota Singkawang dalam menjalankan tugas-tugasnya melestarikan dan menjaga budaya. "Saya akan mengikuti instruksi dari organisasi Hakka menjalankan tugas-tugas saya melestarikan dan menjaga budaya," katanya.

Sementara itu, Ketua Koordinator Pemilihan Hakka Ako Amoi Kota Singkawang 2018, Bong Adi Effendi mengatakan bahwa para finalis sekaligus sebagai duta wisata Kota Singkawang. “Para finalis juga harus menjadi teladan bagi anak muda lain di Kota Singkawang. Pengetahuan dan kesadaran bahwa mereka punya jati diri sebagai seorang Hakka," katanya.

Menurutnya, akan ada ruang untuk menyalurkan pandangan mereka terhadap bagaimana mengembangkan wisata di Kota Singkawang pada pemerintah.

“Apalagi wali kota saat ini sangat membuka peluang yang sangat besar bagi mereka. Menjaga kelestarian budaya tidak hanya diemban oleh para pemenang Ako Amoi terpilih, tetapi kepada semua finalis," ujarnya.

Menjadi persoalan kritis saat ini adalah tidak adanya wadah selama ini yang menampung mereka. “Anak muda diusia produktif sekarang ini punya banyak potensi, tapi kurang ada wadah atau peluang buat mereka menyalurkan itu,” katanya.

“Melalui organisasi Hakka inilah memulai dan melanjutkan bagaimana menampung semua itu dengan segala kelebihan mereka. Kita gali dan dukung potensi mereka. Ke depannya bisa berbuat banyak untuk diri mereka, organisasi bahkan pemerintahan," ujarnya.

Kepala Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kota Singkawang Bosni mengatakan pemilihan Hakka Ako Amoi sangat memberikan nuansa baru pada Kota Singkawang. "Kami berharap Ako dan Amoi ini dapat memberikan inspirasi untuk lebih meningkatkan kunjungan wisata di Kota Singkawang," ujarnya.

Dia mengharapkan dapat memberikan motivasi dan promosi kepada pihak lain dan membina generasi muda untuk ke arah yang baik. Pemerintah Kota Singkawang akan membawa mereka untuk mempromosikan Kota Singkawang baik dalam maupun luar. 

"Seperti kampanye parisiwata, budaya dan segala macam. Kami mengucapkan selamat pada pemenag Hakka Ako Amoi Kota Singkawang 2018," katanya. (MC. Singkawang/Vhutra/toeb)