Percepat Informasi Saat Bencana, Komunitas Radio Difasilitasi ISR

:


Oleh MC Kabupaten Sleman, Selasa, 27 Februari 2018 | 13:58 WIB - Redaktur: Elvira Inda Sari - 403


Sleman, InfoPublik - Informasi akurat dan cepat saat bencana, akan mempercepat proses evakuasi dan penanganan bencana. Pemerintah Kabupaten Sleman melalui Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Kabupaten Sleman Provinsi D.I . Yogyakarta menfasilitasi Izin Stasiun Radio (ISR) untuk lima Komunitas Radio Komunikasi di area bencana.

Lima Radio tersebut adalah Peduli Merapi,Cakra PMI, Merapi Balerante 907, Turgo Asri, dan Saluran Komunikasi Sosial Bersama (SKSB). Frekuensi yang dimiliki Komunitas Radio Komunikasi ini digunakan untuk mengkomunikasikan informasi bencana sehingga dapat mempercepat proses evakuasi dan penanganan bencana.  

Selain untuk berkomunikasi dan menyebarkan informasi yang perlu penanganan cepat, Komunitas Radio Komunikasi ini juga menggunakan frekuensinya untuk mengkomunikasikan event-event seperti arus mudik atau hari-hari besar pun untuk diseminasi informasi dan penyalur aspirasi masyarakat. Ide ini disampaikan oleh Cicilia Lusiani, Kepala Seksi Pengelolaan Infomasi Publik, Dinas Kominfo Sleman.

“Jadi sekarang pembinaan konten diseminasi informasi dikelola oleh Dinas Kominfo Sleman,” tutur Lusi di sela-sela Rapat Koordinasi Pengurus Radio Komunitas Kabupaten Sleman, Senin (26/2) di Ruang Rapat Lantai 2 Dinas Kominfo Sleman.

Budi Santosa, Kepala Bidang Infrastruktur Teknologi Informasi dan Pengendalian Telekomunikasi, Dinas Kominfo Sleman, menambahkan Komunitas Radio Komunikasi ini juga nantinya bisa dimanfaatkan untuk penyaluran aspirasi baik itu dari pemerintah ke masyarakat ataupun dari masyarakat ke pemerintah.

“Kalau bencana fisik atau bencana alam itu lebih mudah penanganannya karena obyeknya kelihatan tapi sekarang yang jadi masalah itu bencana sosial atau bencana moral akibat medsos, pengaruh teknologi, dan lain-lain,” beber Budi.

Tak hanya itu, Budi juga menggarisbawahi terkait bencana informasi. “Sekarang ini terlalu banyak informasi yang ada sampai bingung tidak bisa menyerap atau tidak ada informasi sama sekali sehingga kita buta,” lanjut Budi.

Oleh karena itu, menurut Budi perlu adanya penyeimbangan terutama untuk masyarakat-masyarakat yang tidak terjangkau sinyal, yakni di area pedesaan atau area bencana. Solusi yang diambil adalah dengan menggunakan Radio Komunikasi tersebut. Apabila tidak terjadi bencana, Radio Komunikasi tersebut bisa dipergunakan untuk diseminasi informasi dan penampung aspirasi masyarakat. (MCSleman/Vira)