Empat Provinsi Menetapkan Siaga Darurat Kebakaran Hutan dan Lahan

:


Oleh Dian Thenniarti, Kamis, 22 Februari 2018 | 14:02 WIB - Redaktur: Juli - 348


Jakarta, InfoPublik - Empat provinsi di Indonesia sudah menetapkan status siaga darurat kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) antara lain di Sumatera Selatan, Riau, Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah.

Status siaga darurat di Sumatera Selatan diberlakukan (1/2/2018) hingga (30/10/2018), Riau (19/2/2018 - 31/5/2018), Kalimantan Barat (1/1/2018-31/12/2018), dan Kalimantan Tengah (20/2/2018- 21/5/2018). 

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho menjelaskan, penetapan tersebut ditetapkan seiring meningkatnya ancaman kebakaran hutan dan lahan (karhutla), dan keringnya cuaca di beberapa daerah langganan kebakaran hutan dan lahan.

"Gubernur menetapkan status siaga darurat karhutla berdasarkan pertimbangan telah ditetapkannya beberapa kabupaten/kota di wilayahnya yang menetapkan siaga darurat karhutla, adanya peningkatan jumlah titik panas (hotspot), masukan dari BPBD dan pengalaman penanganan karhutla sebelumnya," ujar Sutopo, Rabu (21/2).

Dengan pemberlakuan siaga darurat, menurut Sutopo, ada kemudahan akses dalam penanganan karhutla, baik pengerahan personil, komando, logistik, anggaran dan dukungan dari pemerintah pusat. Koordinasi jalur komando penanganan jadi lebih mudah.

"Daerah-daerah yang berada di sekitar garis khatulistiwa saat ini memasuki musim kemarau periode pertama seperti Riau, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Tengah yang memiliki pola hujan ekuatorial," katanya. 

Dijelaskan antara pertengahan Januari hingga Maret kemarau pertama, kemudian Maret-Mei masuk musim penghujan, dan selanjutnya Juni-September kemarau kedua yang lebih kering. Karhutla umumnya meningkat pada periode kedua musim kemarau ini. 

"Ini sesuai pola hujan ekuatorial dicirikan oleh tipe curah hujan dengan bentuk bimodial (dua puncak hujan) yang biasanya terjadi sekitar bulan Maret dan Oktober atau pada saat terjadi ekinoks," jelasnya.

Tidak hanya itu, Sutopo juga mengemukakan, bahwa jumlah titik panas (hotspot) terus meningkat. Dalam seminggu terakhir hotspot di Kalimantan Barat banyak ditemukan. Bahkan Kota Pontianak terselimuti asap karhutla. 

"Pantauan  hotspot 24 jam terakhir dari satelit Aqua, Terra, SNNP pada catalog modis LAPAN pada 21/2/2018  pukul 07:23 WIB dengan kategori sedang (30-79 persen) dan tinggi (>=80 persen) terdapat 90 hotspot di Indonesia," ungkapnya.

Untuk kategori sedang ada 78 hotspot yaitu Papua Barat 2, Kalimantan Barat 23, Kep. Riau 4, Kalimantan Tengah 12, Jawa Barat 14, Jawa Timur 2, Jawa Tengah 3, Papua 4, Maluku 2, Kep. Bangka Belitung 1, Riau 9, Maluku Utara 1 dan Sumatera Selatan 1. Sedangkan kategori tinggi yaitu benar-benar sedang terbakar ada 12 hotspot yang tersebar di Kalimantan Barat 5, Kep.Riau 2, Kalimantan Tengah 3, Kep.Bangka, Belitung 1 dan Riau 1.

Untuk mengatasi karhutla maka dilakukan operasi darat, operasi udara, operasi penegakan hukum, operasi patroli dan sosialisasi, operasi pelayanan kesehatan dan berbagai upaya lain. 

Personil gabungan dari BPBD, TNI, Polri, Manggala Agni, Damkar, Satpol PP, masyarakat peduli api, dunia usaha dan relawan dikerahkan untuk mengatasi karhutla. 

"BNPB masih menyiapkan dukungan pesawat untuk hujan buatan dan helikopter water bombing. Bantuan logistik dan peralatan yang sebelumnya telah didistribusikan ke berbagai BPBD saat ini digunakan untuk pemadaman," ujarnya.