Kemenperin Prioritaskan Pengembangan 5 Sektor Industri

:


Oleh Wawan Budiyanto, Rabu, 21 Februari 2018 | 05:00 WIB - Redaktur: Juli - 233


Jakarta, InfoPublik - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) tengah memprioritaskan pengembangan di lima sektor industri nasional yang akan menjadi percontohan dalam implementasi sistem Industry 4.0, yakni industri makanan dan minuman, tekstil dan pakaian jadi, otomotif, elektronik, dan kimia. 

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menyatakan, implementasi Industry 4.0 akan membawa beberapa keunggulan pada tahun 2030, di antaranya kesiapan menjadi salah satu dari sepuluh negara dengan PDB terbesar di dunia, sebesar 10 persen ekspor akan berkontribusi kepada PDB, mencapai dua kali lipat produktivitas tenaga kerja, dan sekitar dua persen kegiatan litbang dari total PDB.

Bahkan, Menperin meyakini, penerapan revolusi industri keempat dapat mengakselerasi target dari visi Indonesia 2045. Sasarannya antara lain menjadi salah satu negara dengan pendapatan tinggi dan salah satu kontributor Produk Domestik Bruto (PDB) terbesar di dunia.

“Dengan Industry 4.0, kami optimis manufaktur kita semakin produktif dan berdaya saing sehingga mampu mendorong pertumbuhan ekonomi nasional,” tuturnya.

Menperin menyebutkan beberapa capaian Indonesia di tahun 2045, seperti pertumbuhan ekonomi sebesar 6,4 persen, nilai PDB per kapita USD 28.934, dan peringkat keempat PDB dunia.

“Selanjutnya, pertumbuhan investasi hingga 7,3 persen per tahun atau berkontribusi terhadap PDB sebesar 39 persen, pertumbuhan ekspor mencapai 7,9 persen, dan pertumbuhan industri di angka 7,8 persen yang berperan kepada PDB sebanyak 32 persen,” jelasnya.

Menurut Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) Kementerian Perindustrian Ngakan Timur Antara dalam keterangannya Selasa, (20/2), kelima sektor tersebut di atas diprediksi pada tahun 2030 akan berkontribusi sebesar 70 persen dari total PDB manufaktur, 60 persen untuk ekspor manufaktur dan 65 persen peningkatan pada jumlah tenaga kerja di sektor manufaktur.

Tidak hanya industri skala besar, Kemenperin juga mendorong kepada industri kecil dan menengah (IKM) agar ikut menangkap peluang di era Industry 4.0. “Kemenperin telah meluncurkan program e-Smart IKM. Ini yang perlu dimanfaatkan oleh mereka untuk lebihmeningkatkan akses pasarnya melalui internet marketing,” imbuhnya.

Lebih lanjut, mengenai kebijakan e-smart IKM, ditujukan dalam rangka peningkatan kesempatan IKM nasional dalam mempromosikan produknya lebih masif melalui platform digital. Apalagi, Kemenperin telah melakukan penandatanganan perjanjian kerja sama dengan beberapa marketplace dalam negeri, di antaranya Tokopedia, Blibli, Shopee, Bukalapak dan Blanja.