Presiden Nilai Program PKT Mampu Mendorong Produksi Pertanian

:


Oleh Tri Antoro, Jumat, 16 Februari 2018 | 09:29 WIB - Redaktur: Juli - 178


Jakarta, InfoPublik - Presiden Joko Widodo menilai Program Padat Karya Tunai (PKT) di Desa Panyakalang, Kecamatan Bajeng, Kabupaten Gowa, Provinsi Sulawesi Selatan akan mampu mendorong produksi pertanian yang dihasilkan. 

"Saya kira produksi dapat ditingkatkan lagi,” kata Presiden Jokowi melalui siaran pers, Kamis (15/2). 

Dia menjelaskan, melalui program program tersebut masyarakat sekitar dilibatkan untuk membangun berbagai infrastruktur yang mendukung sektor pertanian. Fokusnya, membangun irigasi sekunder, irigasi tersier, dan jalur produksi agar petani termotivasi tingkat produksi. 

"Saluran irigasi sekundernya sudah bagus, nanti tersiernya juga baik, jalan produksi baik, " katanya. 

Presiden Jokowi melihat para petani yang tergabung dalam Induk Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) Bissua tengah membangun saluran irigasi tersier. Panjang saluran yang dikerjakan 581 meter yang dikerjakan oleh 150 orang selama 60 hari. Anggaran untuk pekerjaan ini Rp675 juta.

Pembangunan saluran irigasi tersier tersebut merupakan program padat karya P3TGAI (Program Percepatan Peningkatan Tata Guna Air). Dilokasi tersebut juga dibangun jalan produksi melalui padat karya PISEW (Program Pengembangan Infrastruktur Sosial Ekonomi Wilayah) sepanjang 1,1 km dengan anggaran Rp600 juta yang dikerjakan oleh 50 orang selama 90 hari.

Upah yang diterima petani per harinya sebesar Rp125 ribu untuk tukang dan pembantu tukang Rp85 ribu, yang dibayarkan per minggu. Besaran upah yang diterima memang berbeda-beda di masing-masing provinsi, namun hal ini mengikuti standar upah setempat.

“Yang jelas ini mengikuti standar yang ada, jangan sampai merusak pasar. Kalau kita bandingkan di Jawa Tengah upah tukang Rp 100 ribu, Sumbar Rp110 ribu,” jelas Presiden.

Untuk padat karya irigasi kecil di Sulsel dilakukan di 238 lokasi dengan anggaran Rp53,5 miliar. Di dekat lokasi P3TGAI juga ada lainnya yakni Tugas Pembantuan Operasi dan Pemeliharaan (TP-OP) seluas 1.500 meter yang menyerap 150 orang pekerja dengan anggaran Rp 157 juta dengan waktu pelaksanaan 7 hari. Padat karya OP-TP dilakukan di 14 kabupaten/kota di Sulsel dengan anggaran Rp 6,1 miliar.