Pengembangan Pariwisata Borobudur Fokus ke Elemen 3A

:


Oleh Untung S, Senin, 12 Februari 2018 | 12:02 WIB - Redaktur: Juli - 337


Yogyakarta, InfoPublik – Menteri Pariwisata Arief Yahya menyampaikan harapannya terhadap kepengurusan Badan Otorita Pariwisata Borobudur (BOB) yang baru diresmikan.

Menteri berharap BOB dapat menjadikan Borobudur sebagai salah satu destinasi pariwisata nasional dan internasional yang memiliki kekayaan potensi wisata budaya berkelanjutan. 

"Borobudur dikembangkan sebagai destinasi yang memiliki kekuatan dan daya tarik yang berbasis pada potensi heritage dan sudah diakui UNESCO sebagai World Cultural Heritage. Pengembangannya nanti akan difokuskan pada elemen 3A yaitu atraksi, aksesibilitas, dan amenitas," ujar Menpar Arief Yahya di Yogyakarta, Minggu (11/2).

Pria berdarah Banyuwangi itu menjelaskan, BOB bertugas melakukan koordinasi, sinkronisasi dan fasilitasi perencanaan, pengembangan, pembangunan, dan pengendalian di Kawasan Pariwisata Borobudur. 

"Critical success factor-nya ada di akses. Dan itu sudah ada jawabannya, yaitu Bandara New Yogyakarta International Airport (NYIA) di Kulonprogo. NYIA akan menjawab masalah aksesibilitas udara menuju Joglosemar," jelas Arief Yahya.

Namun, Menpar Arief mengingatkan, kelemahan pengelolaan Borobudur selama ini adalah single destination, multi management.  "Ada zona 1 yang dikelola Kebudayaan (Kemendikbud), zona 2 dikelola BUMN, zona 3 Pemda dengan ribuan pedagang, dan zona 4 Kemenpar," katanya.

Oleh karena itu, BOB hadir dengan kawasan otoritatif dan kawasan koordinatif. Badan Otorita akan mengintegrasikan semua kekuatan atraksi Joglosemar, dan tidak akan menyentuh zona 1-2-3. 

Tidak hanya itu, 4 Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN), Borobudur, Dieng, Karimunjawa, dan Sangiran, nantinya akan dikelola dalam "single destination".

Sementara Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan, menilai konektivitas dari Bandara New Yogyakarta Internasional Airport (NYIA) akan menjadi faktor utama tercapainya 2 juta wisatawan mancanegara ke Borobudur tahun 2019. Untuk itu, Menteri Luhut berharap proyek NYIA bisa rampung sesuai target. 

"Masalahnya tinggal (warga terdampak) yang belum datang ambil duitnya (pembebasan lahan NYIA) karena masalah administrasi. Ada yang diantara keluarga (terdampak) masih belum cocok. Tapi, April akan selesai semua," kata Luhut di Yogyakarta, Jumat (9/2) lalu.

Selain itu, Luhut juga meminta jalan penghubung dari NYIA menuju Candi Borobudur bisa segera terhubung. Hal ini perlu dilakukan untuk mencapai target dua juta wisatawan yang akan datang ke objek wisata Candi Borobudur pada 2019. 

"Pak Menteri Pariwisata (Arief Yahya) menargetkan dua juta turis. Atau USD 2 miliar penerimaan (dari kunjungan turis ke Candi Borobudur) di tahun 2019.  Atau kira-kira bisa menciptakan Rp14 triliun penerimaan untuk daerah," ujar Luhut.

Mantan Menko Polhukam ini melanjutkan, untuk mencapai target dua juta wisatawan itu, perlu sinergisitas sejumlah kementerian. Di antaranya Kementerian Pariwisata, Kementerian Perhubungan, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

Terpisah, Bupati Kulonprogo Hasto Wardoyo menyampaikan untuk jalan penghubung dari NYIA menuju Candi Borobudur akan melintasi perbukitan Menoreh. Saat ini, proses pembuatan jalan penghubung itu sudah dalam proses pengerjaan.

"Bedah Menoreh adalah jalan dari airport (NYIA) menuju Borobudur sepanjang 62 kilometer. Tahun ini kami akan membebaskan jalan yang buntu sepanjang 6 kilometer, 90 persen (jalan) sudah dikerjakan dan 2019 akhir ditargetkan selesai," ucap Hasto.