Himpunan Alumni IPB Bentuk Program Penyuluh Pertanian Berbasis Manajemen

:


Oleh Baheramsyah, Minggu, 11 Februari 2018 | 10:36 WIB - Redaktur: Juli - 730


Jakarta, InfoPublik - Himpunan Alumni Institut Pertanian Bogor (HA-IPB) dalam kepengurusan yang baru periode 2017 - 2021 akan melaksanakan program penyuluh pertanian yang berasal dari lulusan lulusan baru sarjana pertanian dari IPB untuk dijadikan penyuluh.

Program penyuluhan ini bertujuan untuk membantu petani dalam menuju kehidupan yang lebih sejahtera sekaligus membantu program pemerintah dalam menuju swasembada pangan nasional.

Sekjen Himpunan Alumni IPB Walneg S Jas mengatakan, penyuluh pertanian bentukan himpunan alumni IPB lebih kepersoalan manajemen dalam membantu petani agar menjadi petani yang lebih modern.

Sementara penyuluh pemerintah lebih ke persoalan teknis seperti contoh, bagaimana cara mendapatkan bibit, dan pupuk yang baik, sedangkan penyuluh kita lebih ke bidang manajemen pertaniannya," kata Walneg dalam jumpa pers di hotel Aston jakarta, Sabtu (10/2/2018).

Walneg menjelaskan, seperti kita ketahui permasalahan petani kita dari tahun ketahun masalahnya seperti hama, setelah panen harga jatuh, dan permasalahan lainnya,

Hal inilah yang menurutnya harus disiasati jangan sampai tiap tahun terjadi seperti itu lagi, tiap panen harga jatuh. "Jadi yang akan kita kasih pendidikan kepada petani yaitu manajemen pertanian bagaimana cara menghadapi saat panen raya agar harga tidak jatuh. Nilai nilai petani modern itu yang akan dibawakan oleh para penyuluh alumni IPB," jelasnya

Walneg menambahkan, untuk merekrut penyuluh alumni, akan dicari sarjana pertanian yang baru lulus, lalu diseleksi dan dilihat potensinya, pengalaman berorganisasinya dan lainnya, mereka akan diisolasi selama tiga bulan untuk dilatih. Selama pelatihan mereka diberikan gaji, hal ini untuk pembelajaran bagi mereka untuk terjun ke masyarakat.

"Mahasiswa yang ingin bergabung akan diseleksi, lalu di training selama tiga bulan, setelah itu baru diterjunkan (dilepas) selama enam bulan hingga satu tahun, karena ini berhubungan dengan pendanaan dan program," ujarnya.

Ditanya soal target jumlah penyuluh, Walneg mengatakan, untuk saat ini belum mendefinisikan target jumlah penyuluh, tapi lebih fokus pada kualitas, seperti misalnya jika mampu menerjunkan 100 penyuluh maka akan diberangkatkan, namun kalau adanya hanya 50 tetap akan diberangkatkan juga.

"Jumlah bukanlah target kita, yang target kita adalah program berjalan dan ada dampak atau hasilnya. Nanti penyuluh tersebut akan ditempatkan di satu desa selama enam bulan, jadi seperti Kuliah Kerja Nyata (KKN) ketika masih di kuliah.

Program penyuluhan ini rencananya akan diluncurkan pada tahun 2018 ini, sementara untuk  terjun ke lapangan pelaksanaannya akan dilakukan tahun depan.