Presiden Jokowi Ingatkan Pentingnya Pendidikan Untuk Siapkan SDM

:


Oleh Astra Desita, Selasa, 6 Februari 2018 | 22:02 WIB - Redaktur: Juli - 819


Depok, InfoPublik - Sumber daya manusia (SDM) memegang peranan penting dalam pembangunan bangsa. Sebuah negara dengan kekayaan alam melimpah, tanahnya subur bisa jadi malah didera kemiskinan dan perang saudara berkepanjangan.

“Tetapi banyak negara yang alamnya keras, tidak memiliki tambang gas dan minyak, justru bisa maju,” tutur Presiden Joko Widodo saat membuka Rembuk Nasional Pendidikan dan Kebudayaan 2018, di Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kemendikbud, Sawangan Depok, Jawa Barat, Selasa (6/2).

Menurut Presiden adakalanya SDA yang melimpah, justru memanjakan dan membuat malas, lengah, dan mendorong kita tidak kreatif. Karena itu keberadaan SDM menjadi kunci penting untuk memajukan sebuah bangsa dan tanggung jawab terbesar untuk menyiapkan SDM ini berada ditangan para pendidik dalam hal ini guru.

Selain itu faktor lain untuk menyiapkan SDM ini adalah stabilitas sosial dan politiknya, manajemen pemerintah dan kepemimpinannya, penguasaan iptek, kreativitas dan inovasinya. “Negara yang memenangkan persaingan berada pada titik-titik tersebut,” kata Presiden.

Bagi Presiden Jokowi, pendidikan memiliki posisi penting untuk membangun solidaritas, mengajarkan kebersamaan, mengajarkan nilai-nilai dan budi pekerti kepada anak-anak. “Di sinilah posisi pentingnya pendidikan, dan mengajarkan daya juang, membangun watak pembelajar,” katanya.

Presiden meminta agar para pendidik tidak terjebak dalam rutinitas. Sebab sudah bertahun-tahun kita terjebak dalam rutinitas tanpa ada sebuah pembaruan, inovasi besar dalam dunia pendidikan dan kebudayaan. "Kita harus berani membuat terobosan di tengah kemajuan zaman yang sedemikian cepat berlangsung," katanya.

Di satu sisi Presiden juga menyadari adanya beberapa kekurangan dalam pembangunan pendidikan. Seperti banyaknya infrastruktur yang perku dibenahi di daerah- daerah, akses pendidikan anak-anak miskin yang harus terus ditingkatkan serta persoalan pendidikan karakter dan budi pekerti.

“Kasus meninggalnya guru di Sampang karena dianiaya siswa, tawuran antar siswa, bullying dan lainnya menjadi pekerjaan besar bagi dunia pendidikan yang harus segera kita selesaikan,” pungkas Jokowi.