Kemenristekdikti dan IAEA Kembangkan Riset Bidang Pangan, Kesehatan dan Obat-Obatan

:


Oleh G. Suranto, Senin, 5 Februari 2018 | 21:57 WIB - Redaktur: Juli - 376


Jakarta, InfoPublik – Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) menerima kunjungan Direktur Jenderal the International Atom Energy Agency (Dirjen IAEA), pada 5-7 Februari 2018.

Kunjungan Dirjen IAEA ke Indonesia ini merupakan yang ketiga dari kunjungan sebelumnya di 2011 dan 2015. Salah satu agenda penting dalam kunjungan Dirjen IAEA kali ini adalah penandatanganan Practical Arrangement antara Kemenristekdikti dengan IAEA.

Penandatanganan dilakukan oleh Menristekdikti Mohamad Nasir dan Dirjen IAEA Yukiya Amano. Tujuannya untuk memperkuat komitmen kerja sama antara Indonesia dengan IAEA dalam pengembangan dan pemanfaatan teknologi nuklir untuk maksud damai.

“Kita ingin penguatan terhadap kerja sama antara Indonesia dan IAEA, yaitu dengan terkait nuklir untuk kedamaian. Ini yang menjadi sangat penting,” kata Nasir pada saat acara konferensi pers penandatanganan kerja sama tersebut di Kantor Kemenristekdikti, Jakarta, Senin (5/2).

Untuk itu, di dalam kerjasama ini, akan dilakukan pengembangan riset yang bisa memberikan manfaat kepada masyarakat Indonesia, khususnya di bidang pangan, kesehatan, dan obat-obatan. “Untuk pangan dan kesehatan sudah berjalan dengan baik, dan ini akan kita dorong terus,” paparnya.

Disamping itu, kata dia, dalam kerja sama tersebut juga akan dikembangkan pendampingan terhadap negara-negara selatan. Indonesia telah ditunjuk IAEA untuk membantu pengembangan pangan dan kesehatan yang ada di negara selatan-selatan ini.

"Kita dengan Afrika sudah kerja sama dengan baik, yaitu yang dilakukan oleh Batan. Inilah yang sangat penting yang harus kita dorong. Nanti riset riset ini akan bermanfaat bagi Indonesia,” paparnya.

Selama di Indonesia , Dirjen IAEA Yukiya Amano akan melakukan kunjungan kehormatan kepada para pejabat tinggi Indonesia, di antaranya adalah Menristekdikti, Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP), dan mengunjungi IAEA CC untuk pemuliaan tanaman yang berlokasi di Pusat Aplikasi Isotop dan Radiasi Batan.

Seperti diketahui, Indonesia ditunjuk sebagai IAEA CC untuk pemuliaan tanaman pangan pada tahun 2017, karena dinilai mampu menjadi negara untuk tujuan pelatihan bagi negara-negara di Asia Pasifik dan Afrika dalam meningkatkan kapasitas teknologi nuklir di bidang pemuliaan tanaman. Indonesia telah diapresiasi oleh IAEA karena keberhasilannya dalam menciptakan banyak varietas unggul tanaman padi, kedelai, kacang hijau, kacang tanah, sorgun dan gandum, bahkan sudah ditanam di berbagai daerah bekerja sama dengan pemerintah daerah dan kelompok tani.

Kunjungan kerja ini juga meliputi Iradiator Gamma Merah Putih dan Laboratorium Radioisotop dan Radiofarmaka yang berlokasi di Puspiptek Serpong. Iradiator Gamma Merah Putih adalah iradiator pertama kali yang dibangun oleh Indonesia dengan lokal konten mencapai sekitar 84 persen dan laboratorium radioisotop dan radiofarmaka akan digunakan untuk meningkatkan kapasitas produksi radioisotop untuk keperluan dalam negeri dan ekspor.