Inilah Bandara di Rute Tango One Yang Terapkan Alat Bantu Navigasi Berbasis Satelit

:


Oleh Dian Thenniarti, Jumat, 26 Januari 2018 | 21:50 WIB - Redaktur: Juli - 1K


Jakarta, InfoPublik - Perum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (Perum LPPNPI) atau AirNav Indonesia terapkan performance based navigation (PBN) atau alat bantu navigasi penerbangan berbasis satelit pada rute penerbangan selatan Jawa (Tango One). 

Penerapan PBN di rute penerbangan selatan Jawa dalam rangka mendukung program pemerintah dalam mengoptimalkan bandara-bandara di jalur selatan Jawa, serta meningkatkan keselamatan penerbangan. 

Rute Tango One ini adalah rute domestik berbasis performance based navigation (PBN) pertama di Indonesia. Selama ini, rute berbasis PBN baru mencakup rute internasional saja. 

"Dengan menggunakan satelit sebagai basis utama navigasi, pengaturan lalu lintas penerbangan akan menjadi lebih presisi dan akurat," jelas Direktur Utama AirNav Indonesia, Novie Riyanto, dalam acara Media Workshop bertema Optimalisasi Jalur (Udara) Selatan Jawa Guna Meningkatkan Perekonomian Ekonomi di Bandara Wiriadinata, Tasikmalaya, Kamis (25/1).

Lebih lanjut Novie menjelaskan, rute selatan Jawa ini perlu dibuat karena penerbangan di sisi utara pulau Jawa merupakan rute penerbangan domestik terpadat di Indonesia. Kurang lebih sebanyak 4000 penerbangan setiap bulannya melintasi jalur utara pulau Jawa ini. 

"Selama ini rute penerbangan W45, yakni rute yang melayani penerbangan di sepanjang bagian utara pulau jawa, seperti Jalur penerbangan Jakarta-Surabaya-Bali misalnya yang dilayani melalui rute ini, menjadi rute yang sangat padat. Dan menjadi tugas kami AirNav Indonesia untuk mengawal keselamatan penerbangan dengan meningkatkan kapasitas ruang udara dan efisiensi penerbangan, melalui optimalisasi alternatif jalur lain, yakni jalur selatan Jawa," jelasnya. 

Melalui konsep flexible used of airspace (FUA), yakni membagi penggunaan ruang udara untuk kepentingan sipil dan militer, jalur selatan Jawa mulai akan dikembangkan untuk penerbangan komersil. 

"Kami akan terus berkolaborasi antara sipil dengan militer untuk bisa memaksimalkan penggunaan ruang udara di selatan Jawa ini. Trial sudah beberapa kali dilakukan dan berjalan dengan baik," katanya.

Lebih lanjut dijabarkan Novie, penerbangan sipil menggunakan jalur ini sejak pukul 14:00 – 06:00 waktu setempat, sedangkan penerbangan militer akan digunakan pada pukul 06:00 – 14:00 waktu setempat. 

Menurut Novie, meski telah diatur waktu penggunaannya, militer tetap dapat menggunakan rute tersebut secara fleksibel. 

"Jika militer akan menggunakan jalur ini di luar waktu yang telah ditentukan, maka militer akan menginfokan kami, dan kami akan menutup sementara penggunaan jalur ini demi kepentingan militer. Tetapi jika militer tidak memiliki aktivitas pada waktu tersebut, maka penggunaan jalur selatan Jawa dapat kami maksimalkan untuk penerbangan sipil," imbuhnya.

Tujuh bandara komersial yang masuk wilayah selatan Jawa adalah Bandara Wiriadinata (Tasikmalaya), Nusawiru (Pangandaran), Tunggul Wulung (Cilacap), Adi Sutjipto (Yogyakarta), Abdurrahman Saleh (Malang), Notohadinegoro (Jember), dan Blimbingsari (Banyuwangi).

"Terdapat tiga bandara yang menjadi perhatian kami untuk ditingkatkan level pelayanan navigasi penerbangannya, yakni Bandara Wiriadinata di Tasikmalaya dengan merenovasi tower dan memperbaiki peralatan navigasinya; Bandara Wirasaba di Purbalingga akan dilakukan pengembangan bandara baru berkolaborasi dengan TNI AU, Pemda, pengelola bandar udara, dan rencananya akan mulai beroperasi pada Desember 2019; serta Bandara New Yogyakarta International Airport di Kulonprogo," imbuhnya.