Mentan Sebut Target Indonesia Jadi Lumbung Pangan Dunia

:


Oleh Baheramsyah, Selasa, 23 Januari 2018 | 14:30 WIB - Redaktur: Juli - 328


Jakarta, InfoPublik - Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman optimistis Indonesia dapat menjadi lumbung pangan dunia. Menurutnya, saat ini Indonesia sudah berada pada jalur yang tepat untuk mewujudkan target tersebut.

"Mimpi kita, Indonesia jadi lumbung pangan dunia, jika bisa, seluruh air yang jatuh ke bumi Indonesia jangan sampai jatuh ke laut, tapi kita tangkap dan jadikan karbohidrat dan protein seperti padi, sayur-sayuran, dan sejenisnya," kata Amran saat panen raya di Bojonegoro, Selasa (23/1).

Amran mengatakan, optimisme itu berdasarkan kinerja pertanian Indonesia yang menunjukkan perkembangan menggembirakan. Dari 11 komoditas strategis, terdapat empat komoditas yaitu beras, jagung, cabai, dan bawang yang berhasil diselesaikan permasalahannya, dan bahkan bisa diekspor.

Komoditas jagung, salah satu contohnya, dulu Indonesia impor 3,6 juta ton jagung yang nilainya mencapai Rp10 triliun. Saat ini, Indonesia tidak mengimpor jagung, justru malah mengekspor. Hal ini diakui oleh Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia atau FAO yang berada di bawah naungan PBB.

"Selain jagung, komoditas bawang merah pun progressnya membanggakan, dahulu kita impor, tapi sekarang kita ekspor ke enam negara. Komoditas-komoditas lainnya yang dulu bermasalah puluhan tahun, sekarang bisa kita selesaikan satu persatu. Kami optimis, Indonesia bisa jadi lumbung pangan dunia di masa depan," jelas dia.

Keberhasilan tersebut diraih dengan penuh perjuangan, pasalnya sektor pertanian di era pemerintahan Joko Widodo berada pada kondisi cuaca yang tidak mendukung produktivitas pertanian. "Ini era terberat sektor pertanian. Ingat, ada El Nino dan La Nina dahsyat, terbesar sepanjang sejarah, tapi kita bisa melewatinya," imbuhnya.

Menurutnya, pemerintah terus mempermudah petani untuk meningkatkan produktivitas pertanian. "Contohnya, dulu tidak ada asuransi untuk petani, namun sekarang, pertama kalinya dalam sejarah ada asuransi untuk petani. Ini agar menjamin petani agar tenang dalam menjalankan aktivitasnya," ungkap Mentan.

Sementara itu Gubernur Jawa Timur Soekarwo saat mendampingi Mentan mengatakan stock beras Jawa Timur Januari ini ada 155 ribu ton. Februari nanti akan surplus 660 ribu ton. Produksi setahun 8,7 juta ton beras, surplusnya hingga 5,1 juta ton dan memasok pada 15 provinsi lain.

“Harga di Jawa Timur tidak masalah, ini stabil.  Sejak 2013 sudah ada Pergub tidak impor Beras. Masalahnya bukan pada produksi, melainkan tata niaga pangan, ini manajemen stock saja, perkaranya hanya itu,” tambahnya.

Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur Hadi Sulistyo, menambahkan, panen padi pada Januari 2018 se-Jawa Timur seluas 75 ribu hektare, Februari  242 ribu hektar dan Maret 456 ribu hektare.

Produksi Jawa Timur pada Januari sebanyak 438 ribu ton GKG setara beras 285 ribu ton, terus Februari 1.4 juta ton GKG setara beras 960 ribu ton dan Maret sebesar 2,7 juta ton GKG setara beras 1.7 juta ton. Ini kan Jawa Timur sentra padi terluas di Indonesia,” ungkapnya.

Lebih lanjut Hadi jelaskan, konsumsi beras Jawa Timur berdasarkan jumlah penduduk 39 juta jiwa adalah 297 ribu ton beras perbulan.  Jadi untuk Januari ini aman stock BULOG 163 ribu ton.

“Sedangkan pada Februari dari produksi beras diperoleh surplus 663 ribu ton dan Maret surplus 1,4 juta ton,” terangnya.

Data Kementerian Pertanian menyebutkan panen padi nasional bulan Januari 2018 seluas 854 ribu hektar dengan hasil 4,51 juta ton GKG setara 2,83 juta ton beras, surplus 329 ribu ton dibanding kebutuhaan konsumsi 2,5 juta ton.  Selanjutnya nanti Februari panen 1,63 juta hektar dengan produksi 8,67 juta ton GKG setara 5,43 juta ton beras surplus 2,93 juta ton beras dan Maret panen 2,25 juta hektar dengan produksi 8,8 juta ton GKG.