Anies: Becak Hanya Beroperasi di Kampung, Tidak di Jalan Raya

:


Oleh G. Suranto, Rabu, 17 Januari 2018 | 18:46 WIB - Redaktur: Juli - 378


Jakarta, InfoPublik – Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan pihaknya tidak pernah merencanakan becak akan beroperasi di jalan-jalan raya. Becak nantinya diatur hanya akan beroperasi sebagai angkutan lingkungan di kampung.

“Ini bukan kebijakan mendatangkan becak, tapi untuk mengatur kebijakan becak yang senyatanya ada. Kalau yang tergabung dalam Serikat Becak Jakarta (Sebaja) itu ada 1.000 abang becak, dimana mereka berada di Jakarta Utara, seperti di Teluk Gong, Tanah Pasir, Muara Baru, Pademangan, Koja, Cilincing, Kalibaru, Tanjung Priok, dan lainnya. Itu faktanya ada,” kata Anies di Balai Kota DKI Jakarta, Rabu (17/1).

Disebutkan, selama ini mereka kejar-kejaran sama petugas, hanya menjadi korban. “Kita akan atur di tempat-tempat dimana memang warga merasa membutuhkan, sebagai angkutan lingkungan, di situ digunakan. Tapi jangan membayangkan becak-becak di jalan-jalan raya di Jakarta. Tidak ada rencana seperti itu, jangan berimajinasi ke sana,” ujarnya.

Ia menambahkan, sekarang ada kebih dari 1.000 abang becak itu baru yang berada di Jakarta Utara, belum daerah Jakarta Selatan dan lainnya. “Jadi nanti kita akan atur supaya mereka punya kejelasan. Dengan begitu, harapannya Jakarta serasa sebagai tempat untuk semua, bukan Jakarta hanya untuk sebagian orang saja,” imbuhnya.

Ia menambahkan, kalau dilihat kebutuhan warga yang di kampung-kampung seperti di sebutkan di Jakarta Utara tadi, mungkin di komplek-komplek lain tidak membutuhkan. Tapi di sana, ia mencontohkan, mereka membawa barang turun dari kendaraan umum ke dalam kampungnya pakai becak, mereka belanja masuk ke dalamnya pakai becak. Jadi kenyataan masih ada, maka akan diatur.

Sebelumnya ia juga menyampaikan, sudah ada pembicaraan wacana pengoperasian becak bersama komunitas warga, mereka sudah ada titik-titiknya gambarannya. “Kemarin pembicaraan dengan Jaringan Rakyat Miskin Kota (JRMK). Mereka ada titik-titiknya, gambarnya (konsepnya). Jadi, mengatur yang selama ini ada. Hanya selama ini kejar-kejaran dengan petugas karena tidak pernah diatur, jumlahnya tidak diatur, rute dalam kampungnya juga gak diatur,” paparnya.

Dirinya melakukan ini,  karena ingin Jakarta Kota berkeadilan, memberi kesempatan untuk semua. “Kota ini juga milik mereka yang masih miskin. Kalau yang kaya dapat kesempatan untuk berkegiatan di sini, berilah kesempatan juga untuk mereka yang miskin. Abang becak yang selama ini bekerja di kampung-kampung, mereka juga ingin hidup sejahtera dan bisa mendapatkan penghasilan yang baik. Nah kita mengatur untuk itu. Jadi jangan kita berpandangan, bahwa abang becak itu pengen jadi abang becak, tidak. Mereka juga kalau bisa dapat pekerjaan lain, mungkin mereka akan cari pekerjaan lain,” ungkapnya.