Tahun ini Bulog Fokus Pada Pembangunan Infrastruktur Gudang

:


Oleh Baheramsyah, Rabu, 17 Januari 2018 | 14:41 WIB - Redaktur: Juli - 307


Cirebon, InfoPublik - Perum Bulog di 2018 ini akan lebih fokus membereskan persoalan infrastruktur fisik. Terutama, menambah fasilitas seperti gudang, pengolahan gabah dan jagung kedelai. Harapannya, Bulog benar-benar menjadi lembaga logistik yang kuat.

Direktur Utama Perum Bulog Djarot Kusumayakti mengakui, selama tahun lalu masih banyak kekurangan, misalnya kapasitas gudang yang ada belum optimal dengan baik. Saat ini Bulog memilik 1.550 unit gudang yang berlokasi di 550 komplek gudang dengan kapasitas 3,9 juta ton beras.

“Sampai tahun lalu, tidak seluruh gudang teroptimalkan dengan baik, karena berbagai hal. Beberapa yang dilakukan untuk gudang adalah perbaikan gudang yang memerlukan perbaikan. Kita bersihkan gudang dari di luar kepentingan Bulog,” kata Djarot di sela-sela Media Gathering Forum Wartawan Bulog di Cirebon, Rabu (17/1).

Selain itu lanjut Djarot, pihaknya juga akan menambah unit gudang baru. Pada 2017 ada penambahan 35 unit gudang dengan kapasitas 3.500 ton beras. Jumlah itu akan terus ditambah pada tahun 2018. Bukan hanya gudang plat, tapi gudang vertikal berbentuk silo untuk kepentingan menyimpan beras/gabah, jagung dan kedelai. “Tujuan kita agar secara fisik, kita dapat meraih status menjadi Badan Logistik Komoditi,” katanya. 

Selain itu ungkap Djarot, pihaknya juga akan menambah fasilitas lain seperti alat pengemasan dan reproses beras, serta beberapa alat pendukung lainnya untuk kegiatan usaha Bulog.

“Salah satu kelemahan kita adalah memperbaiki kualitas. Karena itu tahun 2018 kita akan tambah alat kemas, alat reproses, dan beberapa alat pendukng,” ujarnya.

Djarot beralasan, penambahan fasilitas tersebut karena komoditi seperti beras jika disimpan dalam janngka waktu lama, maka umurnya akan menua dan kualitasnya menurun. Agar kualitasnya bisa dikembalikan, perlu reproses.

“Ada beberapa alat yang akan kita tambah seperti alat pembuang debu, karena beras yang kita simpan derajat sosohnya 95%, sehingga akan tetap ada debu,” paparnya.

Dengan adanya alat atau mesin reproses tersebut Djarot berharap, nantinya keluhan terhadap kualitas beras Bulog yang jelek akan makin berkurang.

“Reproses dengan sosoh ulang. Beras akan kita poles kembali agar tampilan lebih bagus. Bukan persoalan bahaya atau tidak bahaya, tapi dari sisi tampilan supaya lebih cantik lagi,” katanya.

Selain menambah alat-alat baru, Djarot mengatakan, pihaknya juga akan merevitalisasi Unit Pengolahan Gabah Beras (UPGB). Saat ini ada beberapa unit UPGB dari 131 unit yang dimiliki Bulog tidak beroperasi karena berbagai alasan. Untuk yang rusak karena kurang perawatan, saat ini sudah dilakukan perbaikan. Sedangkan untuk UPGB yang karena perubahan lingkungan, seperti di sekitar lingkungan penduduk, pihaknya akan merelokasi ke gudang lainnya.

“Jadi selama Tahun 2018 , kami akan menambah dryer, silo beras, jagung dan kedelai, dan tambahan gudang baru. Semua ini untuk perbaikan kualitas beras Bulog," katanya.