Industri Pariwisata Kepri Hasilkan Rp4,8 Triliun Selama 2017

:


Oleh Untung S, Selasa, 16 Januari 2018 | 23:23 WIB - Redaktur: Gusti Andry - 247


Kepri, InfoPublik - Teori Menpar Arief Yahya yang selalu dirilis sejak tiga tahun silam, terus mencatatkan bukti-bukti konkret. Setelah Kab Samosir, Sumatera Utara yang sukses menaikkan PAD (Pendapatan Asli Daerah) hingga 81 persen sejak disentuh sektor pariwisata. Kini Kepulauan Riau (Kepri) mencatat angka baru Rp4,8 triliun sepanjang 2017.

Kepulauan Riau, yang sukses membuat PAD nya naik karena sektor pariwisata. “Banyuwangi sudah lama membuktikan, dan kini daerah lain terus memperkuat bukti itu,” kata Menpar Arief Yahya di Jakarta, Minggu (14/1).

Statement Menpar Arief yang merupakan doktor strategic management itu sangat meyakinkan. Pariwisata adalah sektor yang paling mudah, murah dan cepat untuk menaikkan PDB, Devisa dan Tenaga Kerja. “Sampai sekarang, statement saya tidak berubah!” kata Mantan Dirut PT Telkom Indonesia ini. 

Pariwisata yang dikelola dengan profesional terbukti mampu memberi dampak signifikan terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD). Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) sudah membuktikannya. “Orang kita ini seeing is believing! Ketika sudah melihat, baru yakin! Kini semakin banyak yang membuktikan,” tuturnya. 

Nominal itu merupakan asumsi dari uang yang dibelanjakan wisatawan domestik dan mancanegara. Sepanjang Januari hingga November 2017 lalu, jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang berkunjung ke Kepri mencapai 1.815.978. 

Jumlah itu naik 6,29 persen dibanding periode yang sama 2016 lalu. Saat itu, wisman yang berlibur ke Kepri berjumlah 1.708.500.

“Untuk tahun 2017 diasumsikan angka kunjungan wisman mencapai 2,1 juta. Dengan nilai perkalian minimal Rp 1,5 juta per orang, secara global lebih kurang Rp 3,1 triliun,” ujar Kepala Dinas Pariwisata Kepri Buralimar, pekan silam. 

Dia menambahkan, pendapatan Kepri dari sektor pariwisata juga ditunjang wisatawan nusantara (wisnus). Menurut Buralimar, kunjungan winus ke Kepri pada 2017 mencapai 3,5 juta.

Buralimar mengasumsikan setiap wisnus menggelontorkan Rp 500 ribu. Dengan demikian, wisnus menyumbang Rp 1,7 triliun untuk PAD Kepri.

“Sehingga jika dikalkulasikan secara umum, baik itu wisman dan wisnus, devisa dari sektor pariwisata di Kepri pada 2017 sebesar Rp 4,8 triliun,” jelas Buralimar. Dia menambahkan, pendapatan Kepri dari sektor pariwisata pada 2017 lebih tinggi dibanding 2016.

Pada 2016 lalu, sambung Buralimar, wisman yang berkunjung ke Kepri sebanyak 1.920.232. Dengan asumsi pengeluaran yang sama, wisman menyumbang Rp 2,8 triliun.

Sementara itu, kunjungan wisnus pada 2016 sebanyak 2.891.123. Pendapatan yang diraih Kepri mencapai Rp 1,4 triliun.

“Sehingga devisa dari sektor pariwisata di Kepri pada 2016 sebesar Rp 4,3 triliun. Artinya, pada 2017 mengalami peningkatan pendapatan lebih kurang setengah triliun,” tambah Buralimar.

Dia menuturkan, pariwisata mampu menghidupkan sektor lain. Misalnya, perhotelan, entertainment, kuliner, fashion, dan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).

“Pada 2018 ini, target sudah pasti bertambah. Khusus untuk wisman, target realistis yang ingin dicapai adalah pada angka 2.250.000,” tambah Buralimar.

Menurut Buralimar, target itu sangat mungkin dicapai. Sebab, Kepri bakal menggelar banyak event sepanjang 2018. Di antaranya, Batam International Culture Carnival, Bintan Triathlon, Festival Pulau Penyengat, dan Festival Bahari Kepri.

Selain itu, Kepri juga akan menggelar Tour de Bintan, Kenduri Seni Melayu, dan Iron Man 70.3 Bintan pada tahun ini.

“Di luar itu, masih banyak kegiatan wisata yang kami gagas bersama kabupaten dan kota. Target kami adalah setiap event dihadiri oleh wisman dan wisnus,” kata Buralimar.