Sektor IKTA Ditargetkan Capai Investasi Rp117 Triliun

:


Oleh Wawan Budiyanto, Selasa, 16 Januari 2018 | 14:44 WIB - Redaktur: Juli - 192


Jakarta, InfoPublik - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menargetkan nilai investasi di sektor industri kimia, tekstil, dan aneka (IKTA) pada 2018 akan mencapai Rp117 triliun atau naik dari realisasi tahun 2017 yang diperkirakan menembus angka Rp94 triliun.

Proyeksi penanaman modal dari sektor IKTA tahun ini diperkirakan menyumbang sekitar 33 persen terhadap target investasi secara keseluruhan pada kelompok manufaktur nasional sebanyak Rp352 triliun.

“Industri farmasi serta produk obat kimia dan tradisional akan memberikan kontribusi pertumbuhan paling tinggi di sektor IKTA pada tahun ini, yakni mencapai 6,38 persen,” kata Dirjen IKTA Kemenperin Achmad Sigit Dwiwahjono di Jakarta, Selasa (16/1).

Menurutnya, Kemenperin tengah memprioritaskan pendalaman struktur industri farmasi nasional terutama di sektor hulu atau produsen penyedia bahan baku obat. Upaya strategis ini untuk mengurangi ketergantungan terhadap produk impor.

“Oleh karenanya, pemerintah telah menyediakan beberapa insentif fiskal seperti tax allowance dan tax holiday guna menarik investasi dan memacu pelaku industri farmasi mengembangkan pabrik bahan baku di Indonesia,” ujarnya.

Ia mengungkapkan, Indonesia berpotensi unggul apabila mengembangkan sektor industri farmasi, herbal, dan kosmetika karena memiliki sumber daya alam yang mampu mendukung proses produksinya.

Terlebih lagi, Indonesia akan berkerja sama dengan Singapura dalam penetapan standar dan keamanan pangan termasuk juga produk herbal agar bisa lebih berdaya saing di tingkat global.

Selain itu, didukung pula melalui program yang sedang gencar dilaksanakan oleh Kemenperin, yaitu pendidikan dan pelatihan vokasi berbasis kompetensi untuk menciptakan tenaga kerja yang sesuai kebutuhan dunia industri.

“Apalagi, dengan adanya program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) sehingga membuat investasi di sektor ini menarik dan berbagai proyek masih jalan terus,” imbuhnya.

Berdasarkan data Kemenperin, beberapa perusahaan farmasi dan bahan baku obat yang telah menggelontorkan dananya untuk investasi di Indonesia, antara lain PT. Kimia Farma Sungwun Pharmacopia senilai Rp132,5 miliar dan PT. Ethica Industri Farmasi sebesar Rp1 triliun. Sementara itu, di sektor kosmetika, adanya perluasan pabrikPT. Unilever Indonesia dengan nilai investasi mencapai Rp748,5 miliar.

Sebelumnya, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menyebutkan industri farmasi menjadi salah satu subsektor yang diharapkan berkontribusi signifikan untuk mencapai target pertumbuhan industri pengolahan nonmigas tahun 2018 yang telah ditetapkan sebesar 5,67 persen.

“Industri farmasi telah mampu menyediakan 70 persen dari kebutuhan obat dalam negeri,” ungkapnya.

Bahkan, nilai pasar produk farmasi ke ASEAN mencapai USD4,7 miliar atau setara dengan 27 persen dari total pasar farmasi di ASEAN. “Ini menjadi peluang cukup besar bagi industri farmasi dalam negeri untuk lebih mendominasi pasar domestik atau ekspor,” kata Menperin.