Mentan : Soal Impor Beras, Tanyakan Kemendag

:


Oleh Baheramsyah, Senin, 15 Januari 2018 | 15:39 WIB - Redaktur: Juli - 431


Jakarta, InfoPublik - Pemerintah melalui Kementerian Perdagangan (Kemendag) memutuskan untuk mengimpor beras khusus sebanyak 500 ribu ton, untuk menambah pasokan demi menurunkan harga beras yang melonjak di pasaran.

Impor beras tersebut berasal dari Vietnam dan Thailand yang akan tiba pada akhir Januari 2018 melalui perantara PT. Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI).

Keputusan ini merupakan tindak lanjut dari berkurangnya pasokan beras di pasaran, namun hal ini bertolak belakang dengan data yang dikeluarkan Kementerian Pertanian (Kementan) bahwa pasokan mengalami kecukupan bahkan surplus.

Menteri Pertanian Amran Sulaiman enggan mengomentari soal impor beras tersebut, dan berdalih untuk menanyakan hal ini kepada Kementerian Perdagangan.

Dalam Rapat Kerja Nasional Kementan, Amran  justru menjelaskan selama 2016-2017 pemerintah tidak melakukan impor beras medium. "Kita fokus ke Rakernas dahulu. Yang penting kita tahun 2016-2017 tidak ada impor beras medium,” ujar Amran  di Hotel Bidakara, Jakarta, Senin (15/1).

Ketimbang mempermasalahkan beras, Mentan menjelaskan ada hal lain yang bisa disoroti dari capaian Kementan. Capaian tersebut yakni Indonesia tak lagi mengimpor jagung maupun bawang, bahkan mengekspor kedua komoditas tersebut ke beberapa negara.

"Sekarang bawang merah sudah tidak impor, malah kita ekspor. Jagung dahulu nilainya Rp12 triliun, sekarang tidak impor," sebut dia.

Mengenai koordinasi antara Kementan dan Kemendag, Amran enggan menjawab. Dia meminta untuk menanyakan hal ini langsung kepada Kemendag. Begitu pula dengan sikap Kementan, ketika ditanyai wartawan apakah mendukung impor beras atau tidak.

"Tanya di sana, aku ini urus rakernas. Pokoknya tanya (Kemendag)," jawabnya.

Terkait data pasokan beras yang dinilai tak sesuai dengan fakta di lapangan, Amran menyatakan menyerahkan semuanya kepada Badan Pusat Statistik (BPS).

"Data kita serahkan BPS. Yang terpenting tahun ini kita tidak ada impor jagung. itu kita jadikan ukuran, tidak ada impor bawang masuk, yang ada ekspor," ujar dia.

Amran juga enggan menanggapi adanya temuan Satuan Petugas (Satgas) Pangan yang menyebutkan adanya penimbunan beras. "Intinya pemerintah melakukan yang terbaik untuk rakyat Indonesia. Terima kasih," tutupnya.

Sekedar diketahui, berdasarkan data produksi dan konsumsi beras Kementerian Pertanian untuk Januari-April 2018, di Januari produksi beras mencapai 4,5 juta ton gabah kering giling (GKG) dengan ketersediaan beras sebanyak 2,8 juta ton dan konsumsi beras 2,5 juta ton. Artinya ada surplus beras sebanyak 329,320 ton.

Pada Februari 2018, produksi meningkat menjadi 8,6 juta ton GKG dengan ketersediaan beras sebanyak 5,4 juta dan konsumsi beras 2,5 juta ton. Dengan surplus beras 2,9 juta ton. Pada Maret produksi berat kembali meningkat 11,9 juta ton GKG , dengan ketersedian beras sebanyak 7,47 juta ton dan konsumsi 2,5 juta ton, artinya surplus 4,971 ton.