Indonesia Swasembada Beras Tahun 2016 -2017

:


Oleh Baheramsyah, Senin, 15 Januari 2018 | 14:42 WIB - Redaktur: Gusti Andry - 230


Jakarta,InfoPublik - Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menjelaskan sejumlah capaian kinerja, antara lain ia mengklaim Indonesia berhasil melakukan swasembada beras medium, kerena selama 2016 sampai 2017, keran impor beras medium dihentikan.

Hal tersebut disampaikan saat Kementerian Pertanian menggelar Rapat Kerja Nasional Pembangunan Pertanian bertema Mengangkat Kesejahteraan Pertanian di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Senin (15/1).

Mentan melanjutkan, tahun 2016 dan 2017 tidak impor. Padahal, waktu itu diterpa El Nino. Dia bilang, rekomendasi impor keluar di tahun 2015. "Ini tanaman semusim, satu kali panen 3 kali sebulan, harus dijaga dalam setahun. Tahun 2017 nggak impor, 2016 nggak ada impor. Hanya saja ada yang masuk ini yang perlu kami jelaskan kan sering dipertanyakan rekomendasi impor keluar di 2015, waktu itu ada El Nino tapi menvebrang ke Januari pengirimannya, tapi rekomendasinya keluar 2015. Sehingga, 2016-2017 nggak ada impor," papar dia.

Selain itu, kata Amran, keberhasilan lainnya adalah swasembada bawang merah. Jika pada tahun sebelumnya Indonesia impor bawang merah, tetapi hari ini sudah melakukan impor 12 ton ke enam negara.

"Dulu kami negara pengimpor sekarang jadi pengekspor. Selain itu mimpi kami ke depan ada potensi luar biasa yang bisa digali di negeri ini, contoh Rawa Lebak," kata Amran.

Rawa Lebak adalah suatu daratan yang setiap tahunnya mengalami genangan minimal selama tiga bulan dengan genangan minimal 50 cm. Rawa Lebak juga disebut dengan istilah rawa pedalaman karena kedudukannya yang menjorok jauh dari muara laut atau sungai

Amran menjelaskan rawa tersebut bisa diubah menjadi sawah yang dapat berproduksi sebanyak tiga kali dalam setahun. Dengan begitu, produksi pertanian bisa berlimpah.

Berdasarkan data produksi dan konsumsi beras Kementerian Pertanian untuk Januari-April 2018, di Januari produksi beras mencapai 4,5 juta ton gabah kering giling (GKG) dengan ketersediaan beras sebanyak 2,8 juta ton dan konsumsi beras 2,5 juta ton. Artinya ada surplus beras sebanyak 329,320 ton.

Pada Februari 2018, produksi meningkat menjadi 8,6 juta ton GKG dengan ketersediaan beras sebanyak 5,4 juta dan konsumsi beras 2,5 juta ton. Dengan surplus beras 2,9 juta ton. Pada Maret produksi berat kembali meningkat 11,9 juta ton GKG , dengan ketersedian beras sebanyak 7,47 juta ton dan konsumsi 2,5 juta ton, artinya surplus 4,971 ton.