Integrasi Program Bansos Bantu Kurangi Kemiskinan

:


Oleh Putri, Kamis, 11 Januari 2018 | 23:30 WIB - Redaktur: Juli - 148


Jakarta, InfoPublik - Deputi bidang Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan dan Perlindungan Sosial Kemenko PMK Tb. Achmad Choesni, memimpin Rapat Koordinasi (Rakor) bersama World Bank untuk membahas mengenai bantuan sosial.

Rakor ini membahas paparan dari World Bank yang berjudul, “Towards a Comprehensive, Integrated, and Effective Social Assistance System in Indonesia”. Hal tersebut sangat erat kaitannya dengan Kemenko PMK, yang merupakan inti dari pelaksanaan Koordinasi, Sinkronisasi, dan Pengendalian (KSP).

“Kita akan melihat best practice dari negara lain, mana yang lebih baik pelaksanaannya kita akan belajar dan mengadopsi untuk di terapkan,” kata Choesni Kamis (11/1). Dari paparan World Bank menyatakan bahwa integrasi program bantuan sosial yang lebih baik dapat membantu mengurangi kemiskinan dan ketimpangan.

Capaian terkini sektor ini antara lain promosi keuangan inklusif melalui sistem pembayaran tunai berbasis 'kartu combo' tunggal, alokasi ulang subsidi bahan bakar untuk memberikan bantuan langsung kepada keluarga miskin dan rentan, perluasan program bantuan tunai bersyarat atau Program Keluarga Harapan untuk menjangkau 10 juta keluarga termiskin di Indonesia, dan perluasan program bantuan pangan non tunai kepada 10 juta keluarga.

Laporan World Bank juga merekomendasikan sistem pembaruan dua arah untuk memperbaiki penargetan – dari basis data penargetan menjadi daftar penerima manfaat berbasis program, dan dari informasi berbasis program menjadi basis data penargetan - untuk memfasilitasi integrasi di semua program utama bantuan sosial.

Perencanaan program juga dapat ditingkatkan, untuk memberikan manfaat pada saat dibutuhkan. Upaya pemantauan dan evaluasi yang lebih baik juga dapat mengidentifikasi kesenjangan dalam perancangan program dan lebih menerapkan implementasi berbasis bukti.

Sharing informasi dengan bank dunia, terang Choesni, sangat bagus dan memberikan pengalaman yang baru bagi Indonesia. Namun, ia juga menegaskan bahwa keputusan tetap berada ditangan pemerintah Indonesia. “Karena pemerintah pasti tahu mana kebijakan yang paling bagus untuk diterapkan di Indonesia,” kata Choesni.