Akhir Tahun 2017, Inflasi Jatim Capai 4,04 Persen

:


Oleh MC Provinsi Jawa Timur, Selasa, 2 Januari 2018 | 15:53 WIB - Redaktur: Elvira Inda Sari - 210


Surabaya, InfoPublik - Laju inflasi di Jawa Timur pada bulan Desember 2017 mencapai 4,04 persen atau lebih tinggi dibanding periode yang sama pada 2016 yang hanya 2,74 persen. Nilai tersebut lebih tinggi dibanding laju inflasi nasional pada periode yang sama sebesar 3,61 persen.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur, Teguh Pramono di kantornya Jl. Raya Kendangsari Industri, Surabaya, Selasa (2/1)  mengatakan, walaupun inflasi kalender tahun 2017 mengalami kenaikan, namun angka ini masih sejalan dengan target pemerintah yang mematok angka inflasi sebesar 4 plus minus 1 persen.

Selama tahun 2017 dari tujuh kelompok pengeluaran, seluruhnya mengalami inflasi. Kelompok pengeluaran yang memberikan sumbangan terbesar terjadinya inflasi adalah kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar sebesar 6,00 persen. Diikuti kelompok sandang 5,72 persen, transpor, komunikasi, dan jasa keuangan 5,56 persen,pendidikan, rekreasi, dan olah raga 4,09 persen. Selanjutnya kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau 3,92 persen, kesehatan sebesar 2,59 persen, dan kelompok bahan makanan 0,90 persen,

Komoditas utama yang memberikan sumbangan terbesar terjadinya inflasi sepanjang tahun 2017 di Jawa Timur adalah naiknya tarif listrik, biaya perpanjangan STNK, beras, bensin, emas perhiasan, tarif pulsa ponsel, telur ayam ras, sewa rumah, rokok kretek filter, dan wortel. Sedangkan komoditi utama yang memberikan sumbangan terbesar terjadinya deflasi adalah turunnya harga bawang merah, bawang putih, cabai rawit, gula pasir, tarif angkutan udara, semen, cabai merah, telepon seluler, melon dan gipsum.

Tarif listrik memberikan sumbangan utama terjadinya inflasi di tahun 2017 disebabkan adanya pencabutan subsidi listrik untuk pelanggan kategori 900 VA yang dianggap mampu. Pencabutan subsidi ini dilakukan bertahap mulai bulan Januari 2017 sampai dengan bulan Juni 2017. Selain itu juga adanya kenaikan tarif listrik pasca bayar pada bulan Desember 2016 yang dampaknya baru dirasakan di pada Januari 2017. Selain pencabutan subsidi listrik, pada bulan Januari 2017 juga terjadi kenaikan harga BBM. Terhitung mulai tanggal 5 Januari 2017 pemerintah telah menaikan harga BBM non subsidi mulai

Perekembangan Indeks Harga Konsumen/Inflasi Jawa Timur Desember 2017 7 dari jenis Pertalite hingga Pertamax Turbo dengan kenaikan rata-rata sebesar Rp300 per liter, selain itu mulai 6 Januari 2017 pemerintah juga juga menaikan biaya pembuatan STNK dan BPKB dengan memberlakukan Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2016 yang menggantikan PP Nomor 50 Tahun 2010 yang berisi tentang Jenis dan Tarif atas Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP).

Komoditas beras turut memberikan andil inflasi tahun 2017. Kenaikan beras terjadi di triwulan III tahun 2017, selain faktor cuaca yang mempengaruhi turunnya produksi beras serta juga pasokan beras yang sedikit tersendat, kenaikan harga beras juga dipengaruhi oleh adanya penetapan Harga Eceran Tertinggi (HET) beras oleh pemerintah pada tanggal 1 September 2017. Kenaikan beras ini terjadi sampai dengan akhir tahun 2017.

Komponen Inflasi Sepanjang Tahun 2017 berdasarkan pengelompokan disageregasi inflasi/kelompok komponen inflasi selama 2017 menunjukkan seluruh komponen mengalami inflasi. Komponen barang yang diatur pemerintah mengalami inflasi tertinggi yaitu mencapai 10,69 persen, kemudian diikuti komponen inti sebesar 3,26 persen, dan komponen yang bergejolak sebesar 0,53 persen. Andil terbesar terjadinya inflasi ialah berasal dari komponen inti yaitu 2,13 persen kemudian komponen yang diatur pemerintah menyumbang 2,03 persen, dan komponen yang bergejolak menyumbang sebesar 0,09 persen. (MC Diskominfo Prov Jatim/non-ryo)