Sekda Nilai Silek Merupakan Aset Daerah yang Berharga

:


Oleh MC Kab Agam, Minggu, 24 Desember 2017 | 15:25 WIB - Redaktur: Tobari - 677


Agam, InfoPublik - Bupati Agam, melalui Sekretaris Daerah Drs. H. Martias Wanto, MM. Dt. Maruhun mengatakan, silek salah satu warisan budaya Minangkabau, yang merupakan kekayaan daerah. Bahkan, dapat dikatakan sebagai aset daerah yang berharga.

"Untuk itu, kita perlu terus menggali potensi anak nagari guna meningkatkan, dan mengembangkan seni tradisi, seperti silek, randai, dan lainnya," ujar Martias Wanto, saat membuka Festival Silat Tradisional Galanggang Siliah Baganti (GSB) antar Sasaran atau perguruan dan sekolah se-Kabupaten Agam, di GOR Padang Baru Lubuk Basung, Jum'at (22/12).

Dengan demikian, Pemkab Agam menyadari sangat perlu melestarikan, dan menjaga kelestarian seni tradisi Minangkabau yang ada di daerah itu. 

Melalui penyelenggaraan Lomba Silek Tradisional GSB, yang bakal berlangsung tiga hari tersebut, diharapkan dapat meningkatkan, dan melestarikan berbagai ragam silek yang ada, baik di nagari maupun kabupaten.

Pada kesempatan itu, Martias Wanto berpesan agar OPD terkait, dan IPSI Kabupaten Agam terus meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) bidang seni dan budaya, dan ikut berpartisipasi dalam melaksanakan lomba dengan baik, dan menjunjung tinggi nilai sportifitas.

"Diharapkan, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Agam ke depan tetap mengadakan pembinaan, dan lomba untuk memotivasi dan menggairahkan sasaran atau perguruan silek yang ada. Di samping itu, para tuo silek agar dapat meningkatkan pembinaan kepada generasi muda Agam," ujarnya berharap.

Menurut sekda, Silek dapat membentuk karakter generasi muda Minangkabau yang kuat, jujur, disiplin, percaya diri, dan taat menjalankan ibadah serta menjauhi hal-hal yang bertentangan dengan nilai-nilai agama.

"Sesuai dengan filosofi silek yaitu, "lahia mancari kawan, batin mancari tuhan", telah menjadikan Anak Minang selalu dapat diterima, dan membaur dengan masyarakat di mana pun mereka berada, bahkan bisa menjadi motivator dalam membangun kehidupan bermasyarakat," ujarnya pula.

Dengan demikian, Pemkab Agam menyambut baik pelaksanaan Lomba Silek Tradisional tersebut, yang diikuti utusan dari sasaran atau perguruan silek, dan sekolah yang ada di nagari-nagari yang tersebar di daerah itu.

Sedangkan Ketua Panitia Drs. Isra, Dt. Bandaro mengatakan, pada hari pertama pelombaan, peserta yang mendaftar baru 60 pasang untuk semua kategori, berasal dari Kecamatan Lubuk Basung, Tilatang Kamang, Canduang, Baso, Tanjung Raya, dan Ampek Nagari.

Perlombaan digelar dalam rangka membentuk karakter generasi muda Minang yang kuat, jujur, disiplin, percaya diri, dan taat menjalankan ibadah, serta menjauhi hal-hal yang bertentangan dengan nilai-nilai agama. Di mana, pelaksanaan lomba digelar mulai Jum'at (22/12) hingga Minggu (24/12). (mcagam/toeb)