19, 4 Juta Siswa Segera Terima KIP 2018

:


Oleh MC Provinsi Jawa Tengah, Kamis, 14 Desember 2017 | 09:03 WIB - Redaktur: Eka Yonavilbia - 410


Klaten, InfoPublik– Sebanyak 19,4 juta pelajar SD, SMP, dan SMA sederajat di penjuru nusantara akan menerima Kartu Indonesia Pintar (KIP) pada 2018. Termasuk para peserta didik yang tersebar di Jawa Tengah.

“Kami berharap tahun 2018 sebanyak 19,4 juta KIP dapat tersalurkan tepat sasaran di berbagai daerah di Indonesia,” ujar Menteri Kordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan RI Puan Maharani saat memberi pengarahan pada acara Penyerahan KIP, ATM Siswa Yatim, Komputer, dan Buku Bacaan di SMPN 1 Cawas, Kabupaten Klaten, Selasa (12/12).

Turut mendampingi kunjungan Menko PMK, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Muhadjir Effendy, Wakil Gubernur Jateng Drs Heru Sudjatmoko MSi, Bupati Karanganyar Sri Mulyani, Bupati Boyolali Seno Samodro, ratusan siswa dan guru, serta Forkopimda setempat.

Puan menambahkan bantuan dana pendidikan melalui progran KIP diberikan kepada pelajar tidak mampu setiap tahun mulai jenjang SD, SMP, SMA dan sederajat. Setiap siswa SD mendapatkan uang Rp 450.000, SMP Rp 750.000, SMA/SMK Rp 1 juta setiap tahun saat tahun ajaran baru.

“Uang bantuan KIP tersebut, sekarang bisa diambil melalui bank. Untuk siswa SD dan SMP melalui BRI,  sedangkan SMA/SMK melalui BNI. Waktu pengambilan, kepala sekolah atau bapak ibu guru bisa membantu agar tidak berebutan di bank. Bantuan itu boleh diambil sebagian ataupun semuanya,” jelasnya.

Mantan anggota DPR RI itu berharap bantuan pemerintah melalui KIP dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Bantuan yang disalurkan setiap tahun ajaran baru itu harus digunakan untuk keperluan sekolah, membeli seragam, buku, serta peralatan sekolah lainnya. Jangan digunakan untuk hal-hal yang tidak karuan, seperti jalan-jalan, jajan, atau beli pulsa.

Puan menjelaskan, penerima KIP kini tidak hanya siswa dari keluarga miskin, tetapi juga para anak yatim, anak-anak yang menuntut ilmu di pondok pesantren, serta anak putus sekolah. Sehingga mereka dapat melanjutkan pendidikan ke lembaga formal atau nonformal, seperti balai latihan kerja dan lembaga kursus.

Menurutnya, supaya program itu tepat sasaran, pihaknya butuh kerja sama dengan kepala Dinas Pendidikan dan instansi terkait lainnya agar menjangkau semua anak yang berhak memegang KIP.

“Kita perlu database terpadu, supaya dapat diketahui berapa sebenarnya dalam satu keluarga memerlukan KIP. Pembatasan pemegang KIP bukan dari pihak pemerintah, namun berdasarkan pengajuan pemerintah daerah yang tahu kondisi masyarakat. Jika dalam satu keluarga miskin terdapat dua anak usia sekolah, maka keduanya berhak mendapat KIP,” bebernya.

Selain membagikan KIP secara simbolis, Menko PMK juga menyerahkan bantuan fasilitas penunjang pendidikan berupa 80 komputer untuk empat SMP di Kabupaten Klaten. Yakni SMPN 1 Cawas, SMPN 3 Bayat, SMPN 3 Gantiwarno, dan SMPN 1 Wedi masing-masing 20 unit, serta buku bacaan.

Sedangkan untuk Kabupaten Boyolali, Puan juga menyerahkan KIP kepada para siswa tidak mampu dan anak yatim. Tidak ketinggalan pula sebanyak 80 unit komputer diberikan kepada SMPN 4 Ampel, SMPN 4 Boyolali, SMPN 3 Juwangi, dan SMPN 1 Ngemplak, serta 100 buku bacaan nusantara.

Pembagian komputer untuk sekolah-sekolah tingkat SMP guna menunjang sarana ujian nasional berbasis komputer. Saat ini pemenuhan komputer di Jateng mencapai 80 persen untuk jenjang SMP dan 90 persen SMA.

“Pemberian komputer ini dimaksudkan untuk membantu proses belajar siswa agar menjadi lebih baik, apalagi kalau sekolahan sudah ada internet.  Rawat dan gunakan dengan baik, jangan hanya untuk menonton film dan lagu. Manfaatkan untuk belajar,” pintanya.

Wakil Gubernur Heru Sudjatmoko menambahkan, berbagai program telah dilakukan pemerintah pusat maupun Pemprov Jateng guna memajukan pendidikan nasional. Seperti pemberian KIP untuk peserta didik dari keluarga miskin dan bantuan sarana prasarana sekolah lainnya.

Dengan adanya bantuan KIP, diharapkan anak-anak usia sekolah di Jateng dapat menikmati pendidikan. Bahkan Jateng mendorong sampai ke sekolah lanjutan terutama sekolah menengah kejuruan (SMK), sehingga ketika lulus mempunyai keterampilan sebagau bekal bekerja.

Kalau sudah bekerja kemudian mendapat gaji, lanjut dia, mereka akan mempunyai daya beli dan kebutuhan ekonomi akan tercukupi. Generasi muda yang cerdas dan sehat merupakan aset bangsa, sehingga dengan program pendidikan ini diharapkan dapat memutus atau menanggulangi kemiskinan. Paling tidak jika orang tuanya miskin, anaknya atau generasi berikutnya tidak lagi miskin.

“Bantuan ini bukan yang pertama, tetapi seringkali diberikan kepada warga Jateng. Atas nama para penerima bantuan, kami juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya dengan bantuan untuk memajukan pendidikan ini,” ucap wagub.

Dalam kunjungan kerja di SMPN 1 Cawas, Klaten dan SMPN 1 Ngemplak, Boyolali itu, Puan juga berdialog dengan sejumlah siswa perwakilan dari beberapa sekolah. Bahkan setiap anak yang berbincang dan mampu menjawan pertanyaan tentang beragam hal, mulai dari cita-cita, menyebut nama-nama ikan khas Klaten maupun jenis-jenis bunga di Boyolali, Puan mengganjar sebuah tablet.(MC.Jateng/Eyv)