Jamasan Benda Pusaka Kabupaten Blora

:


Oleh MC Kabupaten Blora, Kamis, 7 Desember 2017 | 17:21 WIB - Redaktur: Tobari - 2K


Blora, InfoPublik - Benda-benda pusaka Kabupaten Blora dicuci atau dijamas menjelang peringatan Hari Jadi ke-268. Ritual itu dilakukan setiap tahun di komplek pendopo rumah dinas Bupati Blora.

“Jamasan pusaka sudah menjadi tradisi setiap tahun sebagai bentuk penghormatan terhadap benda-benda pusaka peninggalan leluhur, agar tetap terawat dan terjaga keasliannya,” kata Kepala Dinporabudpar Kabupaten Blora Kunto Aji, melalui Kasi Sejarah dan Purbakala Supriyanto, di Blora, Kamis (7/12).

Keris Kyai Bisma disimbolismekan memiliki aura positif yang bisa melindungi keselamatan seluruh warga Blora. Hal itu tentu saja tidak terlepas dari permohonan perlindungan dari Tuhan Yang Maha Esa.

Penjamasan keris pusaka Kyai Bisma dan benda pusaka lainnya dilakukan oleh petugas khusus penjamas dari pandemen pusaka tosan aji Toya Padasan di sekretariat PKK Kabupaten Blora. 

Sebelum penjamasan dilaksanakan, terlebih dulu diawali dengan doa bersama memohon keselamatan kepada Tuhan. Doa disaksikan oleh petugas dari Kementerian Agama Kabupaten Blora dan dipimpin Mukhid tokoh agama dari Yayasan Sunan Pojok Blora. Selain itu ada nasi tumpeng dan beberapa sesajian lainnya.

Pada prosesi jamasan diperlukan warangan yakni sejenis bahan kimia yang terdapat di toko bahan kimia. “Warangan berguna membersihkan permukaan besi tosan aji (pusaka), sekaligus untuk lebih mempertajam pamor benda pusaka itu sendiri,” jelas See Hien, penjamas pusaka.

Sesudah dipoles dengan warangan, guratan estetis batu meteor atau pamor dan inti baja pada benda pusaka (khususnya mata tombak dan keris) akan menjadi tampak jelas dan terlihat kontras. Hingga mudah dibaca dan dipahami apa arti pamor benda pusaka tersebut.

“Saya sudah tujuh tahun ini mendapat tugas menjamas pusaka di Kabupaten Blora. Jadi ini jamasan pusaka bukan barang dagangan sehingga perlu syarat khusus,” jelas penjamas puska asal Solo itu. 

Beberapa piranti jamasan pusaka yang diperlukan yaitu kembang (bunga) setaman terdiri dari 5 macam bunga antara lain bunga mawar merah, melati, kanthil, mawar putih, kenanga.

Kemudian pewangi (minyak wangi) dengan bahan dasar bunga melati atau kayu cendana, jeruk nipis, atau belimbing wuluh, nampan atau baki, menyan(kemenyan) atau dupa(ratus), kelapa, kain mori sekitar 1-2 meter dan tikar serta sikat gigi yang baru.

Setelah dijamas, berdasarkan agenda kegiatan pada Kamis Pahing (8/12) pukul 00.00 WIB, dilaksanakan Kirab pusaka (Temu Gelang) oleh Bupati, Wakil Bupati, DPRD, Muspida, Sekda, Staf Ahli, Kabag, Kepala SKPD, Camat se Blora dan Lurah di wilayah Kecamatan Blora.

Kirab pusaka dimulai dari pendopo rumah dinas Bupati Blora. Semua peserta kirab mengenakan busana jawa, memakai beskap dan jarik batik serta blangkon. Selain itu juga diikuti kelompok HPK dan warga Samin Sikep Klopoduwur. (MC Kab. Blora/Teguh/toeb).