Pertumbuhan Lava Gunung Agung Melambat

:


Oleh Wawan Budiyanto, Rabu, 6 Desember 2017 | 07:24 WIB - Redaktur: Juli - 506


Karangasem, InfoPublik - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menyatakan pertumbuhan lava menuju kawah Gunung Agung mengalami perlambatan setelah terdeteksi dari citra satelit, Senin (4/12).

"Dari hasil pemantauan citra satelit yang terbaru, terjadi pertumbuhan lava ke permukaan kawah yang melambat karena adanya pendinginan pada bagian atas lava ini," kata Kepala Bidang Mitigasi Gunung Api PVMBG I Gede Suantika saat di temui Infopublik di Pos Pengamatan Gunung Agung di Desa Rendang, Karangasem, Bali.

Dijelaskannya, pelambatan diakibatkan dinamika di dalam Gunung Agung yang secara linier tidak dapat diketahui jumlah kandungan lava di dalamnya. Pelambatan lava masih membutuhkan data lain dan secara statistik saat ini masih terjadi didua titik dan terus dipantau.

Dari hasil pemeriksaan geokimia terbaru, gas magmatik sulfur dioksida (SO2) melalui metode DOAS mengidentifikasi kontribusi gas magmatik yang masih tinggi.

"Kami hanya bisa memantau dari berbagai parameter sampai saat ini bahwa aktivitas Gunung Agung masih cukup tinggi dan berpotensi masih erupsi dan status tetap masih tetap level IV atau awas," tegasnya.

Dari pemeriksaan SO2 pada Sabtu (2/12) lalu jumlah kandungan gas magmatik ini mencapai 1.300 ton per hari, artinya dengan data ini masih ada kontribusi magmatik di Gunung Agung. Dibandingkan dengan Gunung Sinabung, kandungan gas SO2 Gunung Agung ini masih sangat tinggi.

"Kalau di Gunung Sinabung fluida SO2 nya hanya 300-600 ton per hari, artinya Gunung Agung saat ini sangat tinggi," ujarnya.

Dapat disimpulkan potensi terjadinya erupsi masih tinggi, walaupun pihaknya tidak dapat memastikan berapa kapan dan seberapa bersar letusan Gunung Agung. Aktivitas Gunung Agung belum dapat dipastikan melemah meskipun secara intensitas visualnya berkurang pada hari ini.

"Dari data seismograf hari ini menandakan gempa vulkanik masih muncul dan energinya cukup besar dan ini menandakan aktivitas belum melemah," katanya.

Aktivitas Gunung Agung tercatat 26 gempa fulkanik sejak Minggu (3/12) hingga Senin (4/12). Hal itu mengindikasikan adanya tekanan berlebih di tubuh gunung. Sedangkan, gempa low frekuensi juga cukup tinggi di atas 20 kali yang mengartikan aliran fluida magma sudah ada dipermukaan.

"Secara visual aktivitas Gunung Agung masih tampak tenang dan terlihat asap berwarna putih tipis dengan ketinggian 500 meter dari permukaan kawah dan ini tidak menjadi satu-satunya parameter kami, karena di dalam kawah masib terisi lava sekitar 20 juta meter kubik," ujarnya.