Pengguna Medsos Diminta Saring Informasi Sebelum Disebar

:


Oleh Wawan Budiyanto, Kamis, 23 November 2017 | 11:55 WIB - Redaktur: Juli - 321


Samarinda, InfoPublik - Pemerintah mengharapkan berbagai macam informasi yang didapat dari media sosial (medsos) tidak langsung disebarluaskan kepada masyarakat sebelum mengetahui apa manfaatnya dari informasi tersebut.

Hal tersebut dikatakan, Kepala Subdit Media Online, Direktorat Pengelolaan Media Publik, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Nurlaili, dalam sambutannya saat membuka acara Forum Dialog Literasi Media dengan tema Bijak Bermedia Sosial di Samarinda Kalimantan Timur, Kamis (23/11).

"Kalau informasi itu isinya negatif janganlah kita sebarkan. Kalau kita dapat informasi sebaiknya disaring dulu baru di sharing," kata Nurlaili di hadapan peserta forum yang dihadiri sejumlah organisasi keagamaan, mahasiswa, pelajar serta masyarakat umum.

Menurutnya, pertumbuhan media sosial di Indonesia saat ini tidak diikuti dengan pengetahuan dan kesadaran bermedia sosial yang bijak. Dampaknya, banyak media sosial dimanfaatkan oleh berbagai pihak sebagai wadah penyebaran hoax, ujaran kebencian dan radikalisme.

Untuk itu lanjutnya, pemerintah bersama Majelis Ulama Indonesia (MUI), Forum keagamaan Hindu, Forum Budha, Forum Katolik dan Forum Kristen Protestan melaksanakan berbagai kegiatan di sejumlah daerah di Indonesia yang tujuannya untuk membentuk generasi muda yang optimis, berpikiran positif, relijius dan menjunjung tinggi nasionalisme dan kebhinekaan serta menjadi pengguna media sosial yang bertanggung jawab.

"Kenapa bertanggung jawab, Kita saksikan setiap hari kita didatangi informasi. Kalau dulu kita mencari koran setiap pagi, sekarang bangun tidur kita sudah dihadapkan oleh informasi melalui handphone (HP). Informasi ada yang berbentuk positif dan ada yang negatif. Bisa kita gunakan sebagai manfaat bisa juga tidak bermanfaat," ujarnya.

Nurlaili menambahkan, dalam upaya menekan penyebaran konten negatif, pemerintah melalui Kementerian Kominfo telah memblokir 6 ribu situs periode Januari-Juli 2017. Pemberantasan konten negatif dijelaskannya harus dibarengi dengan sikap kesadaran tiap individu pengguna media sosial.

"Sapu bersih konten negatif mustahil dilakukan jika tidak disertai dengan kesadaran tiap individu pengguna media sosial," tambahnya.

Ia mengharapkan, agar salah satu kegiatan Forum Literasi yang diselenggarakan saat ini, perserta dapat mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang didapat dari acara tersebut dan mengabarkan kepada masyarakat luas mengenai hal-hal yang positif.

Forum Dialog dan Literasi Media juga dihadiri oleh Pembina MUI, Kalimantan Timur, Ketua MUI Kalimantan Timur, Kepala Dinas Kominfo Kota Samarinda, Kominfo Kaltim, Kapolres Samarinda, Danrem, serta tamu undangan lainnya.