Lokakarya Untuk Percepatan Turunkan Kematian ibu dan Anak di Gresik

:


Oleh MC Kabupaten Gresik, Rabu, 22 November 2017 | 10:46 WIB - Redaktur: Tobari - 264


Gresik, InfoPublik – Bupati Gresik Dr. Sambari Halim Radianto bertekad untuk menekan angka kematian ibu melahirkan dan bayi, karena menurutnya tinggi rendahnya kematian ibu melahirkan dan anak adalah salah satu indikator keberhasilan program kesehatan.   

Kesehatan ibu dan balita adalah skala prioritas paling utama program pembangunan di Kabupaten Gresik. Untuk itu, marilah kita sama-sama berkomitmen untuk menekan kematian ibu melahirkan dan bayi yang baru dilahirkan. Pernyataan ini disampikan oleh Asisten I Indah Sofiana. 

Saat itu, Indah Sofiana mewakili Bupati Gresik membacakan sambutan secara tertulis pada lokakarya daerah yang bertema percepatan penurunan angka kematian ibu dan bayi, yang berlangsung di Ruang Puteri Mijil Kompleks Pendopo Bupati Gresik, Selasa (21/11). 

Kepala Dinas Kesehatan Gresik Nurul Dholam menyampaikan bahwa angka kematian ibu dan anak di Kabupaten Gresik lebih rendah dibanding rata-rata regional Jawa Timur maupun Nasional.

Pada 3 tahun terakhir,  jumlah ibu meninggal saat melahirkan atau pasca melahirkan terus menurun. Pada tahun 2015 ada 19 ibu melahirkan meninggal, tahun 2016 ada 17 ibu meninggal dan sampai November 2017 ini jumlah jumlah ibu meninggal mencapai 15 orang. 

“Jumlah terbanyak ibu meninggal berasal dari Pulau Bawean, yaitu 5 orang. Semoga dengan beroperasinya rumah sakit yang baru di pulau tersebut akan menekan jumlah ibu dan bayi meninggal sampai pada titik nol,” katanya dihadapan peserta yang terdiri dari para Kepala Rumah Sakit, Pimpinan ormas dan organisasi profesi, para dokter, dan Ketua TP PKK Kabupaten Gresik Maria Ulfa Sambari. 

Selain ibu meninggal saat melahirkan, Dholam juga menyebutkan jumlah bayi meninggal saat dilahirkan. Pada tahun 2015 ada 73 bayi meninggal, tahun 2016 71 bayi meninggal dan sampai Nopember 2017 ada 95 bayi meninggal.  

“Berbagai kasus yang menyebabkan ibu dan bayi meninggal yaitu bayi premature sehingga beratnya rendah dan gagal napas, infeksi, keterlambatan penanganan/lambat ke UGD, menentukan keputusan pada ibu yang beresiko tinggi (risti) saat melahirkan,” tambahnya. 

Melalui kabag Humas dan Protokol Suyono, Dholam berharap hendaknya untuk menekan angka kematian ibu dan anak tersebut dibutuhkan komitmen bersama dan lintas sektoral.

“Peran insfratruktur juga penting, misalnya kemacetan, rusaknya jalan, dan lain sebagainya yang membuat keterlambatan mencapai rumah sakit,” paparnya.      

Beberapa upaya yang dilakukan Pemkab Gresik dalam upaya menurunkan angka kematian ibu dan anak. yaitu meningkatkan anggaran kesehatan, peningkatan pelayanan kesehatan dan membangun berbagai sara prasarana kesehatan. (sdm/toeb)