Ngayogjazz Sukses Bertema Wani Ngejazz Luhur Wekasane

:


Oleh Untung S, Senin, 20 November 2017 | 20:01 WIB - Redaktur: Juli - 309


Kalasan, InfoPublik - Untuk kali ke-11, Ngayogjazz kembali digelar untuk masyarakat umum secara gratis pada Sabtu (18/11) lalu di dusun Kledokan, Desa Selomartani, Kecamatan Selomartani, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Kementerian Pariwisata mengapresiasi acara ini sebagai bentuk event yang bisa menjadi promosi wisata nusantara.

 Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara, Kemenpar Esthy Reko Astuti, dalam keterangannya di Jakarta, Senin (20/11) menyatakan event-event seperti ini juga bisa menjadi pembelajaran bagi masyarakat untuk lebih sadar akan pentingnya pariwisata yang bisa membuat promosi menarik wisatawan bisa makin efektif.

“Masyarakat saat ini harus bisa ikut andil bagaimana meningkatkan kunjungan wisatawan terus tumbuh, karena pemerintah tidak bisa bergerak sendiri, nah event-event seperti ini saya pikir penting untuk terus diadakan,” katanya.

Sebanyak 25 musisi Jazz dari dalam dan kuar negeri, serta 10  Komunitas Jazz dari seluruh Nusantara, pada Sabtu (18/11) dari siang pukul 12:00 hingga dini hari nanti menunjukan performa terbaiknya.

Tahun ini, Ngayogjazz mengusung tema "Wani Ngejazz Luhur Wekasane". Tema ini diusung dari pepatah Jawa "Wani Ngalah Luhur Wekasane" yang bermakna siapa yang berani mengalah akan mendapatkan kemulian.

Tema ini pun digunakan oleh Ngayogjazz untuk menyentil mereka-mereka yang saat ini selalu menonjolkan ego-nya, ingin menang sendiri, dan menghalalkan segala cara demi mencapai keuntungan dan tujuan pribadi maupun kelompok tertentu.

Sebelumnya Djaduk Ferianto, Board of Creative Director Ngayogjazz mengatakan, Wani Ngejazz Luhur Wekasane adalah suatu kiasan, siapa yang berani dan mau mengapresiasi Jazz di Ngayogjazz akan mendapat kemulian.

"Jadi siapa pun yang mau memberikan kontribusi dan apresiasi terhadap Jazz, baik penyelenggara, warga desa yang ditunjukan sebagai tuan rumah, musisi, maupun penonton, akan mendapatkan kemulian," ungkap Djaduk, seniman dari Yogya.

Djaduk pun menegaskan, seperti tahun-tahun sebelumnya, Ngayogjazz tahun ini pun diselenggarakan di lingkungan pedesaan. Dusun Kledokan, Desa Selomartani, Kalasan ini karena memiliki latar belakang sejarah perjuangan dalam mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia.

Latar belakang sejarah ini lah yang menginspirasi Ngayogjazz untuk diterjemahkan dalam tema artistiknya. Hal ini dibuktikan dengan lima panggung untuk para musisi dengan menggunakan kosakata di masa perjuangan yakni, panggung Doorstoot, Gerilya, Markas, Serbu dan Merdeka.