Kemendikbud Gandeng PSSI dan KONI Untuk Kompetisi Galasiswa Tingkat SMP

:


Oleh Astra Desita, Selasa, 14 November 2017 | 11:06 WIB - Redaktur: Juli - 337


Jakarta, InfoPublik - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI (Kemendikbud) menggandeng Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI)an Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pusat untuk menggelar kompetisi sepakbola Galasiswa Tingkat SMP.

Kerja sama ditandai dengan penandatangan yang dilakukan di atas Bola oleh Mendikbud Muhadjir Effendy, Ketua Koni Pusat Tono Suratman, Sekjen PSSI, Ratu Tisha Destria, Dirjen PAUD, Haris Iskandar, dan Dirjen Dikdasmen Kemendikbud Hamid Muhammad di Hotel Sahid Jaya Jakarta, Senin, (13/11) malam.

Mendikbud Muhadjir, mengatakan mengapa memilih cabang olah raga sepakbola, karena cabor sepakbola dalam banyak hal memiliki kepribadian yang sangat lengkap.

"Sepakbola adalah yang paling populer di dunia ini, tanpa bermaksud menganggap bahwa cabor lainnya tidak populer dari cabor sepakbola," tuturnya saat acara jumpa pers Kompetisi Sepakbola Galasiswa Tingkat SMP di Hotel Sahid Jaya, Senin, (13/11) malam.

Mendikbud ingin melihat sumbangsih kepada bangsa ini dari cabor sepakbola, untuk menyiapkan pemain-pemain berbakat dengan pembinaan yang baik, sehingga kita bermimpi sesuai dengan roadmap PSSI di mana target tahun 2045 Indonesia mencapai semifinal Piala Dunia.

Menurut Mendikbud, pihaknya menggandeng PSSI dan KONI, karena merekalah yang paling tahu tentang sepakbola, sedangkan Kemendikbud hanya menyiapkan bahan mentahnya saja. "Silakan diolah oleh PSSI dan KONI, sehingga PSSI dan KONI bisa mencari pemain berbakat dari Galasiswa tingkat SMP ini," katanya.

Muhadjir menambahkan, Galasiswa tingkat SMP ini akan berlangsung secara kompetisi dan berlngsung sepanjang tahun dan dipersiapakan untuk jenjang level Internasional. "Galasiswa ini dimulai dari tingkat kecamatan, kabupaten, provinsi dan nasional," katanya.

Sepakbola kata Muhadjir akan menjadi bagian dari hidup bangsa Indonesia, karena di Indonesia sepakbola belum menjadi "Agama" seperti terjadi di beberapa negara Amerika latin.

"Mengapa saya menyelenggarakan Galasiswa untuk tingkat SMP, karena kalau untuk anak SD mereka masih terlalu kecil, sedangkan kalau untuk tingkat SMA, saya kuatirt banyak akan terjadi tawura, sehingga nantinya waktu kita habis untuk mengurus anak berkelah. Idealnya galasiswa itu dimuali sejak tingkat SD, SMP dan SMA," tuturnya.

Sementara itu Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah Kemendikbud, Hamid Muhammad mengatakan, suda tiga hari ini sebanyak 90 guru olahraga dari perwakilan 34 provinsi di Indonesia akan dilatih PSSI di Sawangan, Bogor, Depok jawa Barat.

"Para guru ini akan menerima lisensi D dan mudah-mudahan mereka semua lulus pelatihan yang diadakan oleh PSSI ini. Mereka terpilih melalui seleksi dan usianya pun dibatasi tidak boleh lebih dari usia 45 tahun," kata Hamid Muhammad.

Sementara itu Sekjen PSSI Ratu Tisha Destria, mengatakan kompetisi di tingkat PSSI secara rutin menggelar ditingkat klub untuk U-15 dan U-a7 yang baru berakhir akhir bulan Oktober 2017 ini. Ada 778 klub diseluruh Indonesia yang mengikuti kompetisi ini yang dimulai dari tingkat provinsi dan nasional.

Ratu Tisha mengingatkan bahwa kita tidak boleh lupa durasi, jam terbang, berlatih dan bermimpi adalah pembinaan yang sesungguhnya. Tim U-15 dan U-17 yang secara rutin dilaksanakan merupakan pengantar menuju arah profesional dari Galasiswa SMP yang dicanagkan Kemendikbud.

PSSI mempunyai dua target dalam Galasiswa SMP ini, pertama dalah mengolah data pemain sehingga mencapai prestasi dan yang kedua yang paling penting adalahkontribusi sepakbola dalam pembinaan karakter untuk mendukung salah satu visi dari Kemendikbud, karena dari Sepakbola hanya satu yang menjadi pemenang, tapi berapa banyak siswa yang kita sentuh hati, mental dan karakternya ketika mereka terbiasa berkompetisi dengan sehat sedari dini.

"Apakah mereka akan menjadi pemain sepakbola, itu urusan lain karena yang paling penting adalah menjadi manusia Indonesia yang seutuhnya yang sudah siap terjun ke masyarakat, karena sudah terbiasa berkompetisi berolahraga sejak usia dini," tutur Ratu Tisha.

Sementara itu Ketua Umum KONI Pusat Tono Suratman mengatakan, KONI terdiri dari 34 KONI provinsi dan 514 KONI kabupaten. "Kemendikbud tersetruktur dengan sumbangan Galasiswa SMP dan ini adalah pembibitan sepakbola sejak dini, sehiingga di usia dini akan terbangun selain cerdas, terampil dan berkarakter," pungkas Tono Suratman.