Tingkatkan Mutu dan Daya Saing, Pengrajin Tikar Pandan Kayong Utara Ikuti Pelatihan

:


Oleh MC Kabupaten Kayong Utara, Kamis, 9 November 2017 | 10:10 WIB - Redaktur: Elvira Inda Sari - 604


Kayong Utara, InfoPublik – Untuk dapat meningkatkan mutu barang kerajinan yang dihasilkan oleh pengrajin di Kabupaten Kayong Utara Provinsi Kalimantan Barat, Dinas Perdagangan menggelar kegiatan Pelatihan Peningkatan Mutu Kerajinan Pandan di Sukadana, Senin (6/11).

Seketaris Dinas Perdagangan Sarwo mengatakan para pengrajin musti meningkatkan mutu dan kualitas meliputi bahan baku, proses pengolahan, hingga target pemasaran anyaman kerajinan pandan karena untuk bersaing di pasar luar kualitas menjadi hal yang sangat penting.

"Pelaku IKM (Industri Kecil Menengah, red) yang ingin berkembang perlu melakukan perbaikan dalam segi kualitas produk,pemahaman tentang bahan baku dan pengolahan produk dengan benar," ucap Sarwo saat memberikan sambutan kepada peserta pelatihan, Senin (6/11).

Selain kualitas produk, para pengrajin harus dapat memahami pasar dari kerajinan. Bersama pemerintah diharapkan segala kendala yang di hadapi para pengrajin ini dapat teratasi.

"Upaya ini merupakan tantangan bagi kita dalam melihat potensi dan peluang pengembangan terutama menciptakan suatu perekonomian pembangunan yang terbaik sebagai acuan sesuai dengan  visi misi Kabupaten Kayong Utara," tegas Sarwo.


Dikatakan Sarwo, para pengrajin tikar pandan juga dihadapkan dengan beberapa tantangan tersendiri, khususnya pemasaran produk yang semakin hari terus bersaing dengan produk luar, yang memiliki bahan berbeda dan kualitas yang baik.

"Hal ini tidak bisa dielakkan karena perkembangan teknologi, tikar pandan maupun anyaman pandan dan aneka produk dari pandan mulai ditinggalkan oleh masyarakat sebagai contoh, tikar plastik lebih diterima pasar, tas plastik karena dianggap lebih tahan air," tukasnya.

Sarwo juga mengimbau kepada para pengrajin yang mengikuti kegiatan pelatihan untuk dapat mengajak dan menularkan keterampilan anyaman pandan ini kepada rekan dan generasi muda karena pengrajin pandan ini sudah mulai sulit ditemui.

"Ini harus ada regenerasi, jangan sampai hanya habis disini. Apa lagi nanti kalau pengrajin pandan sudah tua, mereka tidak mampu lagi mengayam tikar misalnya jadi harus di tularkan ke generasi berikutnya, biar ada penerusnya," tutup sarwo. (Mckabkayongutara /ZAl/elvira)