Harga Buah Impor Di Meranti Naik

:


Oleh Prov. Riau, Jumat, 13 Oktober 2017 | 10:37 WIB - Redaktur: Eka Yonavilbia - 1K


Meranti, InfoPublik - Masyarakat Kepulauan Meranti, Riau, beberapa tahun terakhir mengeluh bahkan cemas karena kian sulitnya mendapatkan buah segar di pasaran, terutama untuk kebutuhan ritual keagamaan. 

Sementara tak lama lagi, warga Tionghoa juga akan menghadapi perayaan tahun baru Imlek.

Bagi masyarakat Meranti khususnya warga keturunan Tionghoa, buah tidak hanya sebagai konsumsi sehari-hari. Tapi juga untuk kebutuhan yang lebih penting yakni bagian dari ritual keagamaan.

Sedangkan tertutupnya keran masuk barang dari Tanjung Balai Karimun dan juga dari Kepulauan Riau dari negara tetangga, sangat memukul perekonomian masyarakat Meranti.

Sementara buah dengan jenis yang sama masuk lewat Belawan hingga ke Pekanbaru atau lewat Dumai, memaksa harga buah itu melonjak tinggi di Meranti. Hal ini cukup menyulitkan masyarakat, khususnya warga Tionghoa.

Ada sedikit perbedaan konsumsi buah di tengah masyarakat. Kalau kebutuhannya untuk dimakan saja, pasti bisa diganti dengan buah lokal. Tapi untuk ritual sembahyang buah yang digunakan adalah buah tertentu seperti jeruk sankis maupun apel impor. 

Sedangkan buah dengan jenis yang sama itu tidak sesegar yang datang dari Tanjung Balai Karimun atau Kepri. Dan buah yang datang dari Medan itu juga dengan harga yang cukup mahal.

Inilah kata dia, salah satu persoalan yang dihadapi masyarakat suku Tionghoa di Kepulauan Meranti, terkait tertutupnya pintu keluar dari Tanjung Balai Karimun, terhadap berbagai kebutuhan rumah tangga di Meranti.

“Persoalan ini harus dicari solusinya. Sehingga pelaksanaan ritual sembahyang  bagi masyarakat Meranti tidak sampai terkendala,” kata Awie, warga Selatpanjang kepada pers Kamis, (12/10).

Awie berharap ada kebijakan atau solusi konkrit dari pemerintah kabupaten, sehingga setidaknya untuk kebutuhan buah segar bagi masyarakat Meranti itu mendapat dispensasi. 

Apalagi tak lama lagi kita akan menghadapi tahun baru Imlek. Seperti biasa, kebutuhan buah akan menjadi berlipat ganda dibanding dari bulan-bulan biasa.

“Kita berharap ada kebijakan strategis dari pemerintah untuk mengusulkan kepada Pemkab Tanjung Balai Karimun, atau Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau. Sehingga ada kemudahan atau pengecualian memberi izin keluar khusus buah segar untuk kebutuhan masyarakat Tionghoa di Meranti.

Sebab di provinsi tetangga tersebut itu juga sama halnya dengan di Meranti, buah tertentu itu tetap dijadikan sebagai bahan untuk sembahyang,” kata dia lagi.

Kalau perlu kepada pemerintah pusat hal ini juga layak dimintakan. Sehingga mata hati pemerintah pusat terbuka melihat kondisi di daerah pesisir seperti Meranti ini”sebut dia lagi.

Kepala Dinas Perdagangan- Perindustrian Koperasi dan UKM Kabupaten Kepulauan Meranti, M Azza Faroni hingga berita ini diturunkan belum dapat dikonfirmasikan. (MC Riau/hrd/eyv)